Personal Shopper

Plot
Maureen, seorang wanita muda berusia pertengahan 20-an, memulai perjalanan penemuan jati diri dan pertanyaan eksistensial di kota cinta dan cahaya, Paris. Setelah kematian mendadak saudara kembarnya, Lewis, Maureen menjadi terpaku pada gagasan untuk berhubungan dengannya untuk terakhir kalinya. Dia percaya bahwa dengan tinggal di Paris, dia akan dapat menjalin hubungan dengan saudara kandungnya yang telah meninggal. Kehidupannya saat ini sebagai personal shopper untuk seorang selebriti terkenal memberinya situasi keuangan yang nyaman dan kesempatan untuk tetap berada di kota itu tanpa batas waktu. Saat Maureen menavigasi naik turunnya pekerjaannya, hidupnya menjadi semakin rumit ketika dia menerima pesan teks misterius dari pengirim yang tidak dikenal. Pengirim tersebut mengklaim dapat berkomunikasi dengan saudaranya, yang memicu campuran rasa ingin tahu dan skeptisisme dalam diri Maureen. Terlepas dari keraguan awalnya, Maureen semakin tertarik untuk menjalin hubungan dengan orang misterius itu, yang hanya mengidentifikasi diri mereka dengan nomor mereka. Saat Maureen dan orang misterius itu terlibat dalam serangkaian pertukaran yang samar dan menarik, dia mulai mempertanyakan perasaannya sendiri tentang realitas. Dia mendapati dirinya terpecah antara pendekatan rasional dan logisnya terhadap kehidupan dan kemungkinan berkomunikasi dengan saudaranya yang telah meninggal. Pesan teks menjadi penyelamat bagi Maureen, menawarinya rasa harapan dan koneksi di dunia yang tampaknya tanpa keduanya. Sepanjang film, karakter Maureen mengalami perkembangan signifikan saat dia bergulat dengan kematiannya sendiri, hakikat keberadaan, dan tempatnya di dunia. Pengalamannya di Paris berfungsi sebagai katalisator untuk pertumbuhannya, mendorongnya untuk menghadapi ketakutan, keinginan, dan harapannya. Hubungan Maureen dengan kliennya, rekan kerjanya, dan bahkan tubuhnya sendiri menjadi semakin rumit saat dia berjuang untuk mendamaikan pandangan dunia rasionalnya dengan peristiwa misterius dan seringkali tidak dapat dijelaskan yang terungkap. Salah satu tema utama film ini adalah eksplorasi spiritualitas dan pencarian makna manusia. Pengalaman Maureen di Paris sering kali ambigu dan terbuka untuk interpretasi, membuat penonton merenungkan misteri kehidupan dan kematian bersamanya. Interaksinya dengan orang misterius menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan akhirat, hakikat kesadaran, dan pengalaman manusia. Terlepas dari fokus film pada supernatural, Personal Shopper pada akhirnya adalah kisah manusia yang mendalam tentang perjuangan untuk tumbuh dewasa dan menemukan tempat seseorang di dunia. Perjalanan Maureen adalah eksplorasi pedih tentang kondisi manusia, lengkap dengan semua keraguan, ketakutan, dan ketidakpastiannya. Latar film yang atmosfer, ditambah dengan soundtrack yang menghantui, dengan sempurna menangkap esensi kota, menanamkan narasi dengan rasa melankolis dan kerinduan. Saat cerita terungkap, Maureen menemukan dirinya di persimpangan jalan, dipaksa untuk menghadapi kenyataan pahit tentang kematiannya sendiri. Hubungannya dengan orang misterius dan dunia di sekitarnya menjadi semakin rumit, sehingga sulit baginya untuk membedakan antara apa yang nyata dan apa yang hanya imajinasi. Klimaks film menawarkan kesimpulan yang mendalam dan kontemplatif, meninggalkan penonton untuk merenungkan misteri kehidupan dan kematian bersama Maureen. Pada akhirnya, Personal Shopper adalah eksplorasi pengalaman manusia yang menggugah pikiran dan sarat emosi. Melalui kisah Maureen, film ini mengangkat pertanyaan penting tentang hakikat keberadaan, pencarian makna manusia, dan kompleksitas kondisi manusia. Penggambaran perjalanan Maureen yang bernuansa dan beragam berfungsi sebagai bukti yang kuat akan kompleksitas kehidupan, cinta, dan kehilangan.
Ulasan
