Pink Floyd: Di Balik Tembok

Pink Floyd: Di Balik Tembok

Plot

Pink Floyd: The Wall adalah film dokumenter yang menggali sejarah dan cerita band rock ikonik, Pink Floyd. Dirilis pada tahun 1982, film ini merupakan upaya kolaboratif antara anggota band dan kru mereka, yang menceritakan perjalanan band dari awal hingga pertunjukan di Earls Court di London. Film ini dimulai dengan menelusuri pembentukan Pink Floyd pada awal 1960-an, ketika Syd Barrett dan Roger Waters bertemu saat belajar di Universitas Cambridge. Kedua musisi dengan cepat membentuk ikatan dan mulai bereksperimen dengan musik, akhirnya bergabung dengan Richard Wright dan Nick Mason untuk menciptakan Pink Floyd. Tahun-tahun awal band dicatat melalui foto, wawancara, dan pertunjukan live, yang menunjukkan popularitas mereka di akhir 1960-an dan suara psychedelic mereka. Seiring berjalannya dokumenter, fokusnya beralih ke dinamika internal band dan ketegangan kreatif. Film ini mengungkapkan kesulitan yang dihadapi oleh Syd Barrett, yang berjuang dengan masalah kesehatan mental dan akhirnya meninggalkan band. Kepergiannya membuka jalan bagi Waters untuk menjadi kekuatan dominan, dengan penulisan dan vokalnya menjadi pusat perhatian. Wright dan Mason juga berbagi pengalaman mereka, menyoroti persahabatan dan ketegangan yang muncul di dalam band. Salah satu momen penting dalam film ini adalah pergeseran band menuju album konseptual, seperti Dark Side of the Moon yang ikonik. Ini menandai titik balik dalam karier mereka, karena mereka mulai menjelajahi proyek yang lebih eksperimental dan ambisius. Visi kreatif Waters, bagaimanapun, datang dengan harga, karena peningkatan dominasinya menciptakan ketegangan dengan anggota band lainnya. Terlepas dari tantangan ini, Pink Floyd terus menghasilkan musik inovatif, termasuk album mereka tahun 1979, The Wall. Dokumenter ini mengeksplorasi kisah di balik album tersebut, yang terinspirasi oleh pengalaman Waters tumbuh dewasa di Inggris pasca-Perang Dunia II, di mana trauma perang meninggalkan dampak abadi pada masyarakat. Film ini mencakup rekaman ekstensif band di studio, saat mereka mengerjakan lagu-lagu ikonik album tersebut, seperti "Another Brick in the Wall, Part 2" dan "The Thin Ice." Ketegangan antara Waters dan anggota band lainnya terasa, saat mereka membahas tema dan emosi yang mendorong pembuatan album. Saat dokumenter mendekati klimaksnya, film ini menggali pertunjukan bersejarah band di Earls Court di London, di mana mereka bermain di depan kerumunan yang terjual habis pada tahun 1980 dan 1981. Film ini memberikan tampilan di balik layar tentang tantangan logistik dan kreatif dalam menghidupkan The Wall, termasuk pembangunan tembok besar yang menjadi bagian tengah dari pertunjukan langsung. Wright dan Mason berbagi ingatan mereka tentang pertunjukan tersebut, menyoroti intensitas emosional dan tuntutan teknis yang datang dengan menampilkan album yang begitu kompleks dan ambisius. Sepanjang dokumenter, wawancara dengan anggota kru dan roadie Pink Floyd menawarkan perspektif unik tentang cara kerja internal band dan proses kreatif di balik The Wall. Dari teknisi pencahayaan dan suara hingga pekerja panggung dan roadie, individu-individu ini memberikan sekilas perencanaan yang cermat dan perhatian terhadap detail yang masuk ke dalam film dan pertunjukan live. Salah satu tema utama yang muncul dari film ini adalah dampak visi kreatif Waters pada anggota band dan musik itu sendiri. Sementara visinya berperan penting dalam membentuk The Wall, itu juga menciptakan ketegangan dan perpecahan di dalam band. Dokumenter ini menimbulkan pertanyaan tentang trade-off antara ekspresi artistik dan hubungan pribadi, dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi proses kreatif. Pada akhirnya, Pink Floyd: The Wall adalah bukti warisan abadi dari salah satu band rock paling inovatif dan berpengaruh sepanjang masa. Dokumenter ini menawarkan pandangan yang jujur dan intim tentang sejarah, perjuangan, dan kemenangan band, menyoroti kompleksitas dan ketegangan yang mendorong output kreatif mereka. Film ini wajib ditonton oleh penggemar Pink Floyd dan musik tahun 1970-an dan 1980-an, menawarkan pemahaman yang lebih dalam tentang visi artistik dan proses kreatif band.

Pink Floyd: Di Balik Tembok screenshot 1
Pink Floyd: Di Balik Tembok screenshot 2

Ulasan