Quills

Quills

Plot

Pada akhir tahun 1700-an, Prancis dilanda kendala sosial, struktur kelas yang kaku, dan keengganan umum terhadap segala sesuatu yang dianggap "rusak secara moral." Di dalam tembok Rumah Sakit Jiwa Charenton, sebuah penjara terkenal yang diubah menjadi rumah sakit jiwa, Marquis de Sade ditahan oleh pihak berwenang, dianggap gila karena pikiran dan tindakannya yang tidak konvensional. Namun, bukan hanya perilakunya yang keterlaluan yang membuatnya mendapatkan label ini – tetapi juga literatur erotis dan grafis yang ia tulis di waktu luangnya. Marquis, diperankan oleh Geoffrey Rush, adalah ahli kata-kata, merangkai kisah-kisah yang memikat dan meresahkan, memicu daya tarik dan kengerian. Sementara itu, Abbe de Coulmier, pendeta yang baik hati namun kesulitan, telah mengambil alih Rumah Sakit Jiwa Charenton. Terlepas dari kebijakan dan keterbatasan institusi yang keras, de Coulmier berusaha untuk membangun rasa komunitas dan kasih sayang di antara para narapidana. Visinya bertentangan dengan pandangan pihak berwenang institusi yang ketat, yang memprioritaskan hukuman daripada rehabilitasi. De Coulmier percaya bahwa dengan menciptakan lingkungan yang penuh hormat dan pengertian, ia dapat merehabilitasi pikiran-pikiran bermasalah dalam perawatannya. membantu penghuni rumah sakit jiwa, termasuk Marquis, adalah seorang pelayan binatu cantik bernama Madeleine. Kekuatan, kecerdasan, dan kasih sayangnya yang tenang membedakannya dari rekan-rekannya, dan ia segera menjadi sekutu yang tak ternilai bagi de Coulmier dan Marquis. Madeleine tidak memiliki ilusi tentang kondisi suram di dalam rumah sakit jiwa, tetapi ia didorong oleh kasih sayang yang mendalam bagi orang-orang di sekitarnya dan keinginan untuk melindungi mereka dari kekejaman dan ketidakadilan yang mengelilingi mereka. Tulisan-tulisan grafis Marquis – yang membuatnya mendapatkan gelar "Penemu Hal Berlebihan" – keluar dari rumah sakit jiwa melalui upaya rahasia Madeleine, yang diam-diam menghancurkannya menjadi beberapa bagian di taman penjara, sebelum menyembunyikannya di dalam buku. Fragmen-fragmen manuskrip diselundupkan ke seorang pencetak, yang secara diam-diam mencetaknya untuk masyarakat umum. Kisah-kisah eksplisit mulai beredar di kalangan masyarakat Prancis, menangkap imajinasi mereka yang putus asa untuk sesuatu yang baru dan berbeda dalam masyarakat yang stagnan. Saat berita tentang publikasi Marquis menyebar, Prancis menjadi terpaku pada tulisan-tulisan grafis dan seringkali mengganggu. Masyarakat umum terpecah antara rasa jijik dan ketertarikan, tetapi seorang pria, Dr. Royer-Collard, bertekad untuk mengakhiri seluruh bencana itu. Dr. Collard, diperankan oleh Steve Coogan, adalah pria yang ambisius dan bersemangat, sangat berkomitmen untuk membebaskan Prancis dari apa yang dia anggap sebagai korupsi moral. Pandangannya konservatif dan ketat, dan dia melihat Marquis sebagai ancaman utama bagi tatanan sosial. Di tengah pusaran ini, aliansi terbentuk dan hancur. Hubungan Madeleine dan Marquis semakin kuat, sementara kasih sayang de Coulmier dan bakat sastra Marquis diadu dengan tekad Dr. Collard yang tak henti-hentinya untuk membungkam penulis yang ingin tahu itu. Saat ketegangan meningkat, Madeleine terlibat dalam permainan kucing-kucingan yang rumit, dengan kedua belah pihak bersaing untuk mengendalikan manuskrip Marquis. Kesetiaannya kepada de Coulmier dan Marquis mendorong tindakannya, tetapi realitas dunia yang keras mengancam untuk membuatnya kewalahan di setiap kesempatan. Melalui semua itu, tema-tema film mengeksplorasi hubungan kompleks antara sensor, kebebasan artistik, dan kendali sosial. Karya-karya Marquis de Sade berfungsi sebagai katalisator untuk peristiwa-peristiwa yang kacau, memicu perdebatan sengit dan menyulut gairah pada semua yang membacanya. Quills, sebagai sebuah film, menghadirkan Marquis de Sade sebagai sosok yang penuh teka-teki dan konflik batin, yang kata-kata dan tindakannya menimbulkan pertanyaan sulit tentang hakikat seni, moralitas, dan batasan ekspresi bebas.

Quills screenshot 1
Quills screenshot 2
Quills screenshot 3

Ulasan