Ingat Tikus

Ingat Tikus

Plot

Di kota Buenos Aires yang dinamis dan kaya budaya pada tahun 1920-an, era baru kemajuan dan modernitas telah mulai mengubah jalanan dan lorong-lorong yang dulunya kuno. Saat warga kota beradaptasi dengan perubahan ini, mereka menghadapi masalah yang berkembang: tikus. Hewan pengerat ini telah lama menjadi bagian dari perut kota, mencari makan dan hidup di antara orang-orang. Namun, seiring dengan peningkatan infrastruktur kota dan pembangunan gedung dan rumah baru, tikus mulai lebih terlihat, dan dengan itu, menjadi lebih mengganggu. Orang-orang Buenos Aires, campuran imigran dari berbagai belahan Eropa, termasuk Italia, Spanyol, dan Eropa Timur, telah belajar untuk hidup berdampingan dengan tikus. Tikus telah menjadi bagian integral dari ekosistem kota, dan penduduk telah mengembangkan rasa hormat yang enggan terhadap hewan pengerat ini. Beberapa bahkan melihat mereka sebagai simbol ketahanan dan kapasitas adaptasi kota. Namun, tidak semua orang memiliki toleransi yang sama terhadap tikus. Gubernur kota, seorang pria kosmopolitan dengan kegemaran pada hal-hal yang lebih baik dalam hidup, semakin bosan dengan reputasi kota yang kasar. Dia melihat tikus sebagai noda pada citra kota dan cerminan dari dugaan kebiadabannya. Putus asa untuk menampilkan фасаd yang lebih halus dan berbudaya kepada dunia, gubernur mengarahkan pandangannya pada impor yang lebih 'beradab': merpati. Dalam upaya untuk menyingkirkan tikus dari kota, gubernur membawa sekawanan merpati, yang disebut-sebut sebagai lambang kecanggihan perkotaan. Merpati dilepaskan ke kota, dan tampaknya tikus akan segera menjadi masa lalu. Namun, saat merpati terbang ke langit, era konflik baru dimulai. Tikus, makhluk yang ganas dan banyak akal, tidak akan membiarkan wilayah mereka direbut tanpa perlawanan. Saat pertempuran memperebutkan lanskap perkotaan kota semakin intensif, orang-orang Buenos Aires terjebak di tengah-tengahnya. Beberapa orang, seperti penangkap tikus yang telah bertahun-tahun hidup berdampingan dengan hewan pengerat, mulai melihat tikus lebih dari sekadar hama, tetapi sebagai bagian penting dari struktur kota. Yang lain, yang terpikat oleh gagasan kota yang lebih 'canggih', dibujuk oleh janji gubernur tentang metropolis bebas tikus. Namun, seiring dengan meningkatnya situasi, biaya keputusan gubernur menjadi jelas. Merpati, yang diimpor dan dimanjakan, terbukti menjadi solusi yang mahal, dengan pemeliharaan dan perawatan yang tinggi diperlukan agar mereka tetap berkembang. Sementara itu, infrastruktur kota menderita karena tikus dan merpati bersaing untuk mendapatkan sumber daya. Kekacauan meletus ketika kedua spesies terlibat dalam perang untuk dominasi, dengan orang-orang Buenos Aires berjuang untuk menavigasi lanskap yang berubah. Di tengah kekacauan ini, seorang wanita muda muncul sebagai simbol perlawanan terhadap rencana gubernur. Dia adalah advokat yang gigih untuk tikus, yang telah menjadi simbol ketahanan dan kemampuan beradaptasi kota. Saat dia menavigasi dunia politik dan perencanaan kota yang berbahaya, dia menemukan sekutu yang tidak terduga dalam diri penangkap tikus, yang berbagi hasratnya terhadap perut kota. Bersama-sama, mereka memimpin gerakan akar rumput untuk merebut kembali ruang kota dari merpati dan membalikkan keputusan gubernur. Sepanjang jalan, mereka harus menghadapi realitas keras pembangunan perkotaan dan mahalnya harga kemajuan. Saat mereka berjuang untuk melestarikan karakter unik kota, mereka menghadapi perlawanan dari semua sisi, dari gubernur dan sekutunya hingga penggemar merpati yang melihat burung sebagai simbol kemajuan. Pada akhirnya, nasib tikus dan kota berada dalam keseimbangan. Akankah orang-orang Buenos Aires dapat merebut kembali kota mereka dari kekuatan gentrifikasi dan melestarikan semangat unik yang membuatnya begitu dinamis? Atau akankah merpati berhasil dalam upaya mereka untuk mendominasi lanskap perkotaan, membungkam hiruk pikuk suara kota dan mereduksi ekosistemnya yang kompleks menjadi dengungan yang membosankan dan monoton? Pertempuran untuk jiwa kota adalah bukti kekuatan komunitas dan pentingnya melestarikan warisan budaya yang kaya dari pusat kota yang berkembang. Cari tahu lebih lanjut tentang kisah 'Ingat Tikus' dan bagaimana komunitas dapat bekerja sama untuk menghadapi tantangan perkotaan dan melestarikan lingkungan yang kaya secara budaya.

Ingat Tikus screenshot 1

Ulasan

V

Vivian

A Father's Stroke of Luck

Balas
6/18/2025, 12:58:21 AM
R

Rachel

Terrible movie. Avoid it at all costs.

Balas
6/17/2025, 1:00:36 PM
A

Aitana

Feigning madness to gloss over the background, and making the audience play along dumbfounded. P.S. China's demolition offices should take a look at how to make holdout households collapse without a fight.

Balas
6/17/2025, 7:35:48 AM
G

Giovanna

This movie is hilarious and a joy to watch from beginning to end. The heartwarming moment when the two brothers finally unite and use their combined strength to uphold the belief their father dedicated his life to is truly touching.

Balas
6/16/2025, 9:51:54 AM
T

Taylor

Sequel: Ratatouille

Balas
6/8/2025, 2:29:16 PM