Scrooge

Plot
Adaptasi film musikal 'Scrooge' (1970) dibintangi oleh Albert Finney dalam peran utama, dengan narasi yang berakar kuat pada novel abadi Charles Dickens 'A Christmas Carol'. Kisah ini berpusat pada Ebenezer Scrooge, seorang pria tua pelit dan pahit yang menghargai kekayaan di atas segalanya. Pada malam Natal yang dingin dan suram, kehidupan Scrooge jungkir balik oleh serangkaian pertemuan supernatural yang tidak dapat dijelaskan yang menantang cara-cara pelitnya dan memaksanya untuk menghadapi kesalahan jalannya. Film ini dimulai dengan urutan pedih yang menampilkan kehidupan menyedihkan Ebenezer Scrooge yang berusia 18 tahun. Setelah ditipu oleh seorang pria bernama Fagin, Scrooge dibawa oleh sekelompok filantropis yang mendidiknya dan akhirnya membawanya ke pekerjaannya sebagai akuntan di Dinas Sipil Inggris. Narasi kemudian melompat maju beberapa tahun, di mana Scrooge sekarang adalah orang dewasa dan telah berubah dari seorang pemuda idealis menjadi individu yang kecewa dan haus uang. Ketidakpedulian dingin Scrooge terhadap orang-orang di sekitarnya dicontohkan oleh penghinaannya terhadap Natal, waktu dalam setahun yang menurutnya identik dengan pengeluaran dan pemborosan yang berlebihan. Keberadaannya yang menyendiri dan pelit dikontraskan dengan kehidupan yang lebih menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya, termasuk juru tulisnya yang bekerja terlalu keras, Bob Cratchit, dan keluarga Cratchit yang ceria dan pekerja keras. Pada Malam Natal, kehidupan Scrooge berubah ketika ia dikunjungi oleh hantu mantan mitra bisnisnya, Jacob Marley. Marley, yang dikutuk untuk mengembara di bumi mengenakan rantai berat sebagai hukuman atas cara-cara egois dan tamak selama hidupnya, memperingatkan Scrooge bahwa ia juga akan dikutuk dengan nasib serupa jika ia tidak mengubah cara-cara pelitnya. Marley menginstruksikan Scrooge untuk mencari bimbingan dari tiga roh yang akan mengunjunginya di malam hari, dengan tujuan membangunkannya akan kesalahan jalannya dan membimbingnya menuju penebusan. Roh pertama adalah Hantu Natal Masa Lalu, entitas mistis dan mempesona yang membawa Scrooge dalam perjalanan pedih dan nostalgia melalui momen-momen penting masa mudanya. Kunjungan supernatural ini berfungsi sebagai pengingat yang menyentuh tentang cinta dan kasih sayang yang pernah mengisi kehidupan Scrooge, yang mengontraskan keberadaannya yang pelit saat ini dengan versi dirinya yang lebih penuh harapan dan optimis. Kunjungan oleh Hantu Natal Masa Lalu diikuti oleh Hantu Natal Masa Kini, roh riang dan murah hati yang mewakili kegembiraan dan kesulitan saat ini. Hantu Natal Masa Kini mengungkapkan kontras yang mencolok antara kehidupan mereka yang murah hati dan baik hati, seperti keluarga Cratchit, dan mereka yang dingin dan pelit, seperti Scrooge. Kunjungan ini berfungsi sebagai kebangkitan yang keras bagi Scrooge, memaksanya untuk menghadapi rasa sakit dan penderitaan yang telah ia sebabkan kepada orang lain melalui tindakannya. Saat malam berlalu, Scrooge dikunjungi oleh Hantu Natal Yang Akan Datang, entitas gelap dan firasat yang menyajikan kepada Scrooge visi tentang kematiannya sendiri. Visi menakutkan ini berfungsi sebagai pengingat yang jelas bahwa kehidupan egois dan ketamakan Scrooge pada akhirnya akan mengarah pada kejatuhannya sendiri. Dihadapkan dengan kemungkinan akhirat di mana dia hanya akan diingat karena kekejaman dan kekikiran, Scrooge sangat tergerak untuk mengubah caranya. Saat malam berakhir, Scrooge muncul sebagai pria yang berubah. Orang tua yang pelit dan pahit digantikan oleh individu yang lebih penyayang, baik hati, dan murah hati. Scrooge mulai menebus kesalahan masa lalunya, menunjukkan rasa kebaikan dan kemurahan hati yang baru terhadap orang-orang di sekitarnya. Dia menaikkan gaji Bob Cratchit, menyediakan pendidikan keponakannya, dan diterima kembali ke komunitasnya sebagai anggota masyarakat yang dihargai dan dihormati. 'Scrooge' adalah adaptasi film musikal abadi dan mempesona dari kisah hantu klasik karya Charles Dickens. Penampilan Albert Finney sebagai Ebenezer Scrooge menghadirkan kedalaman dan nuansa pada karakter tersebut, sementara nomor musik yang berkesan dan desain produksi yang cerdas menghidupkan cerita. Adaptasi ini mempertahankan esensi dari narasi asli Dickens sambil menyajikannya dengan cara yang unik dan menawan yang terus memikat penonton hingga saat ini.
Ulasan
Rekomendasi
