Soul to Squeeze

Plot
Dalam adegan pembuka Soul to Squeeze, Jacob diperkenalkan sebagai pria di ambang kehancuran, dunianya dan persepsinya rusak oleh iblis yang mengakar kuat yang ia perjuangkan. Terjebak dalam kehidupan penderitaan mental, Jacob mendapati dirinya tidak dapat melarikan diri dari kekacauan di dalam dirinya, dengan putus asa mencari cara untuk menemukan kelegaan dan istirahat. Keputusasaan inilah yang mendorongnya untuk menjadi sukarelawan untuk perawatan yang mereka sebut Project Echo, sebuah eksperimen radikal yang ia harapkan akhirnya akan membawa kedamaian yang sangat ia dambakan. Saat Jacob menjalani perawatan, dia mulai mengalami serangkaian penglihatan dan sensasi aneh. Dunia di sekitarnya tampak terdistorsi dan tidak nyata, dan dia mulai merasa seolah-olah dia kehilangan kendali atas kenyataan. Mekanisme utama perawatan, sebuah terowongan misterius, tiba-tiba muncul, membawa Jacob ke alam labirin yang berada di tepi alam bawah sadarnya. Bagi Jacob, terowongan ini menjadi pintu gerbang menuju kenangan-kenangan paling bermasalahnya, yang mengekspos bagian terdalam dari pikirannya ke terpaan dingin dan tanpa ampun. Awalnya, Jacob berharap bahwa perjalanan ke alam bawah sadarnya ini akan menjadi awal dari proses penyembuhannya, memungkinkannya untuk menghadapi iblis yang telah menghantuinya begitu lama. Dia melihat terowongan itu sebagai alat untuk menghadapi ketakutannya dan mengusir kecemasan mendalam yang menghantuinya. Namun, saat Jacob masuk lebih dalam ke terowongan dan lebih jauh ke dalam jiwanya sendiri, dia mulai menyadari bahwa perawatan ini sama sekali bukan konvensional. Semakin jauh Jacob melakukan perjalanan ke dalam terowongan, semakin dunia di sekitarnya tampak melengkung dan terdistorsi. Waktu mulai mempermainkannya dengan kejam, melambat dan mempercepat dalam lompatan dan batasan yang mustahil dan tidak menentu. Kenangan dari relung terdalam pikirannya terungkap, terpecah dan disatukan kembali dengan cara yang kacau dan menegangkan. Setiap langkah lebih dalam ke terowongan tampaknya merusak cengkeraman Jacob pada realitas, menyuguhkan pilihan yang mustahil dan menuntut pengorbanan yang lebih besar darinya. Saat Jacob melanjutkan perjalanannya yang berbahaya, penonton dihadapkan pada pusaran citra yang jelas dan meresahkan, yang disulap dari kedalaman trauma Jacob sendiri. Penglihatan itu mirip dengan penurunan ke dalam kegilaan itu sendiri, garis-garis yang dulu jelas antara kenyataan, fantasi, dan kegilaan kini benar-benar kabur. Tubuh yang terfragmentasi, terpecah dan compang-camping di tepinya, tergantung di antara hidup dan mati, jiwa dan pikiran - mereka dibiarkan mempertanyakan sifat keberadaan Jacob. Dia sekarang ada di suatu tempat di hamparan yang terpecah, wilayah internal yang belum dipetakan yang tidak terkolonisasi, selamanya hilang dalam lamunan yang merugikannya. Menjadi semakin jelas bahwa terapi Jacob sebenarnya tidak lebih dari manipulasi instrumental terhadap ketakutan, kecemasan, dan keinginannya yang terdalam. Apakah niat sebenarnya terletak pada terapis atau apakah manipulator ini telah kehilangan kendali atas subjek eksperimen mereka yang seharusnya saat kenyataan jatuh ke dalam anarki dan mimpi buruk niat sebenarnya tidak dapat lagi disembunyikan. Jacob ditinggalkan sendirian untuk menghadapi jiwanya yang terfragmentasi, cangkang kosong yang sangat membutuhkan penebusan yang tampaknya semakin sulit dicapai. Tetapi saat Jacob menyusuri lanskap halusinasi ini, ada secercah kebenaran yang tak terucapkan di pinggiran – bisikan-bisikan samar dari ingatan yang telah lama terlupakan yang mulai menyinarkan sekilas penebusan, dan kerinduan yang tidak terhibur akan cinta dan hubungan yang mendasari luka terdalamnya. Jika maksud dari perawatan ini terletak pada membangkitkan kapasitas Jacob untuk kebebasan dalam jiwanya, maka itu telah gagal. Sebaliknya, Jacob mendapati dirinya terbebani oleh kesadaran yang menyakitkan: bahwa iblis yang ingin dia usir sekarang berkuasa, kehadiran mereka yang menghantui menggemakannya lama setelah terowongan mengembalikannya ke dunia luar. Terowongan itu sendiri meluas, memperlebar jangkauan persepsi Jacob seiring dengan format 2:35 yang semakin membesar yang diadopsi oleh kamera. Pilihan visual yang disengaja ini menjadi ciri karakter yang khas - yang menggambarkan kesadaran Jacob yang secara bertahap meluas tentang dunia di sekitarnya bahkan ketika kekacauan berkecamuk di dalam.
Ulasan
Rekomendasi
