Pemogokan

Plot
Film "Pemogokan" adalah drama mencekam, adaptasi sinematik dari sebuah novel karya penulis terkenal Rusia, Leo Tolstoy, juga dikenal sebagai "adaptasi Michael Koritzian" tetapi yang paling terkenal "adaptasi Michael" di beberapa tempat. Namun, adaptasi yang paling terkenal memang versi 1925 dan 2017, keduanya disutradarai oleh Sergei Eisenstein dan Lev Kuleshov. Terlepas dari berbagai adaptasi, versi Eisenstein tahun 1925 bisa dibilang yang paling diasosiasikan dengan judul tersebut, tetapi untuk sinopsis ini, kita akan menggunakan versi Eisenstein. 'Adaptasi Alexander Kazantsev dibuat pada tahun 1936' juga patut dicatat tetapi kurang berpengaruh karena banyak versi novel ini telah keluar, tetapi adaptasi yang paling terkenal adalah "adaptasi Michael" atau '1925' dari Eisenstein yang seringkali hanya dikenal sebagai nama film "Pemogokan". Namun, saya mengacu pada versi film terkenal tahun 1925 dari sebuah cerita, yang sebenarnya merupakan kutipan atau adaptasi berdasarkan dari cerita yang lebih panjang dari mana film 'Pemogokan' berasal dan cerita itu sebenarnya berasal dari 'Kekuatan Kegelapan'. Berlatar awal abad ke-20, plot 'Pemogokan' berkisar pada perjuangan antara pekerja dan seorang industrialis di sebuah kota kecil di Rusia. 'Pemogokan' disutradarai oleh Mikhail Kalatozov dan Lev Kuleshov. Namun, dalam analisis kita, kita akan berbicara tentang versi film tahun 1925, 'Pemogokan'. Film 1925 ini adalah salah satu karya paling berpengaruh sepanjang masa, terutama terkenal karena penggunaan teknik montase. Film ini dibuka di sebuah kota pabrik kecil tempat para karyawan, sebagian besar petani, bekerja berjam-jam dengan upah yang kecil. Sang industrialis, seorang pria yang kejam dan serakah, mendapat untung dari kerja mereka sambil membayar mereka sesedikit mungkin. Saat cerita terungkap, ketegangan meningkat antara para pekerja dan penindas mereka. Para pekerja mulai menuntut upah dan kondisi kerja yang lebih baik, yang memicu perdebatan sengit di antara pemilik pabrik, yang menolak untuk bergeming. Seorang pekerja muda, Stepan Vakulinich, menjadi pemimpin di antara rekan-rekannya dan mengumpulkan mereka untuk mengambil tindakan. Konflik meningkat, dan para pekerja, yang dipimpin oleh Stepan, memutuskan untuk melakukan pemogokan. Namun, alih-alih mendukung para pekerja, pemerintah menanggapi dengan kekuatan brutal, mengerahkan pasukan untuk memadamkan kerusuhan tersebut. Para pekerja disambut dengan pentungan dan peluru, dan banyak yang terbunuh atau terluka. Film ini mengambil pandangan yang tajam dan tanpa kompromi pada penindasan brutal terhadap kelas pekerja selama periode ini. Adegan kekerasan dan pertumpahan darah mengejutkan dan meresahkan, dan penggunaan teknik montase Eisenstein untuk menyampaikan kekacauan dan huru-hara sangat kuat dan efektif. Saat pemogokan dipadamkan secara brutal, Stepan dan rekan-rekannya terpaksa melarikan diri, semangat mereka hancur. Film ini berakhir dengan nada putus asa dan tanpa harapan, dengan impian para pekerja akan masa depan yang lebih baik dihancurkan oleh beratnya penindasan. Melalui 'Pemogokan', Eisenstein bertujuan untuk mengungkap kekejaman yang dilakukan terhadap kelas pekerja selama periode ini, menekankan perlunya reformasi tenaga kerja dan kondisi kerja yang lebih baik. Pengaruh film ini dapat dilihat di banyak film yang menyusul, dan penggunaan teknik montase telah memiliki dampak abadi pada seni pembuatan film. 'Pemogokan', disutradarai oleh Sergei Eisenstein, adalah film yang kuat dan menggugah pikiran yang menyoroti momen penting dalam sejarah, mengungkap realitas eksploitasi tenaga kerja yang keras selama awal abad ke-20. Sebagai salah satu karya sinema terhebat, 'Pemogokan' terus menginspirasi dan memprovokasi, berfungsi sebagai bukti kekuatan film untuk menantang status quo dan memicu perubahan sosial.
Ulasan
Rekomendasi
