Tesla

Plot
Nikola Tesla, seorang penemu brilian dan insinyur listrik, bekerja dalam ketidakjelasan relatif di awal abad ke-20. Meskipun karyanya inovatif di bidang arus bolak-balik (AC), Tesla menemukan dirinya berselisih dengan industri listrik yang mapan, yang dipimpin oleh Thomas Edison dan sistem arus searahnya (DC). Perjuangan epik ini menjadi latar belakang film, saat Tesla menjadi semakin terobsesi dengan ide revolusioner: sistem energi nirkabel yang suatu hari akan mengubah jalannya sejarah manusia. Saat cerita terungkap, kita melihat fokus intens Tesla pada pekerjaannya, seringkali mengorbankan kehidupan pribadinya. Obsesinya semakin dipicu oleh kematian ibunya tercinta, Đurđa Tesla, dan hubungannya yang rumit dengan saudaranya, Dane (juga disebut sebagai 'Milan' atau 'Danče'). Dane tampak emosional dan sepertinya tidak terlalu mendukung upaya saudaranya. Fiksasi Tesla pada energi nirkabel disambut dengan skeptisisme dan bahkan cemoohan dari komunitas ilmiah. Idenya, yang dikenal sebagai 'Sistem Nirkabel Tesla,' melibatkan pengiriman energi listrik melalui udara, tanpa memerlukan kabel. Banyak yang melihatnya sebagai fiksi ilmiah, angan-angan tanpa aplikasi praktis. Tanpa gentar, Tesla menjadi terpaku pada penyempurnaan sistemnya. Dia bekerja tanpa lelah, mencurahkan semua sumber dayanya untuk mengembangkan prototipe yang berfungsi. Laboratoriumnya adalah ruang yang berantakan, dipenuhi dengan kabel, gadget, dan peralatan eksperimen. Saat Tesla menjadi semakin tertutup, hubungannya dengan teman dan keluarga mulai menderita. Penggambaran film tentang keadaan mental Tesla adalah aspek naratif yang mengharukan. Fokus obsesifnya pada pekerjaannya berdampak pada kesehatan mentalnya, dan ia mulai menunjukkan gejala yang saat ini akan dikenali sebagai kecemasan, depresi, dan bahkan psikosis. Pencipta film dengan cerdik menjalin rekaman dan berita sejarah, menyoroti sikap masyarakat era itu terhadap kesehatan mental dan stigma seputar penyakit mental. Sementara itu, saingan Tesla, Thomas Edison, tetap menjadi sosok yang tangguh dalam cerita. Edison melihat sistem nirkabel Tesla sebagai ancaman bagi kepentingan dan warisannya sendiri, dan dia secara aktif berupaya mendiskreditkan Tesla dan menekan karyanya. Kedua pria itu terlibat dalam serangkaian debat publik dan artikel surat kabar, masing-masing berusaha untuk mengungguli yang lain dalam pertempuran kecerdasan dan kredibilitas. Klimaks film terjadi ketika Tesla membuat terobosan dengan sistem nirkabelnya, berhasil mengirimkan energi secara nirkabel ke bola logam. Adegan itu adalah mahakarya dalam penceritaan sinematik, dengan skor orkestra yang menyapu dan visual yang menakjubkan yang menghidupkan teknologi. Kemenangan Tesla berumur pendek, namun, saat ia menghadapi serangkaian kemunduran dan kegagalan yang mengancam untuk menggagalkan karya hidupnya. Salah satu momen paling mengharukan dalam film ini terjadi ketika Tesla terpaksa melarikan diri dari Amerika Serikat, meninggalkan pekerjaannya dan impian Amerikanya. Dia tiba di lanskap yang sunyi, seorang pria yang hancur yang dilahap oleh iblisnya sendiri. Kamera menyorot, mengungkapkan lanskap terpencil Fort Worth, Texas, tempat Tesla dipaksa untuk tinggal. Film ini diakhiri dengan penghormatan yang suram kepada warisan Tesla, sebagai serangkaian berita dan kliping surat kabar mengungkapkan pengakuan dunia yang terlambat atas karya inovatifnya. Bidikan terakhir adalah sosok tunggal, seorang anak, berdiri di depan menara listrik besar, mengagumi kekuatan dan keajaiban kemajuan teknologi yang dimungkinkan oleh karya Tesla. Pencipta film menangkap esensi perjuangan Prometheus Nikola Tesla dengan cara yang mengharukan dan membangkitkan pemikiran. Kisah ini adalah bukti kapasitas semangat manusia untuk kreativitas, ketekunan, dan visi. Terlepas dari rintangan dan kemunduran, Tesla tetap yakin akan manfaat sistem nirkabelnya, dan keyakinan teguh inilah yang pada akhirnya mendorong warisannya maju.
Ulasan
Rekomendasi
