Biro Pembunuhan

Plot
Di London tahun 1908, kota itu dipenuhi dengan suara kereta kuda dan bisikan revolusi di udara. Hak-hak perempuan perlahan mendapatkan momentum, dan jalanan dipenuhi dengan individu-individu yang bertekad memperjuangkan perubahan. Di tengah latar belakang gejolak sosial ini, seorang juru kampanye hak-hak perempuan yang karismatik, Iris Cummings, menavigasi lanskap politik dan moralitas yang berbahaya. Iris selalu didorong oleh keinginan untuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik, dan hasratnya telah membuatnya mendapatkan reputasi sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan. Dia sangat dihormati di antara rekan-rekannya, tetapi dia tidak tahu bahwa dia akan menemukan sebuah rahasia yang akan menantang semua yang dia ketahui tentang keadilan dan moralitas. Saat meneliti kasus baru, Iris menemukan sebuah organisasi misterius yang dikenal sebagai Biro Pembunuhan Terbatas (A.B.L.). A.B.L. adalah kelompok rahasia yang diam-diam mengambil nyawa demi kebaikan yang lebih besar, dan Iris terpesona sekaligus ngeri dengan motif mereka. Organisasi tersebut melihat diri mereka sebagai instrumen keadilan, melenyapkan target yang telah melarikan diri dari hukum atau mereka yang telah dianggap bersalah tanpa keraguan yang wajar. Saat Iris menggali lebih dalam ke dalam aktivitas A.B.L., dia mulai mempertanyakan motif mereka dan moralitas mengambil nyawa, tidak peduli seberapa adil tampaknya tujuannya. Dia menjadi semakin yakin bahwa A.B.L. telah kehilangan arah dan sekarang lebih fokus pada keuntungan pribadi daripada kebaikan yang lebih besar. Yakin bahwa organisasi tersebut telah menjadi korup, Iris menugaskan A.B.L. untuk membunuh ketuanya, Owen Hillard, yang dia yakini sebagai inti dari kerusakan moral organisasi tersebut. Namun, apa yang tidak diketahui Iris adalah bahwa Hillard telah mengetahui penyelidikannya dan semakin khawatir tentang arah organisasi di bawah kepemimpinannya. Khawatir bahwa rekan-rekannya akan berbalik melawannya, dia memutuskan untuk menggunakan tantangannya sebagai kesempatan untuk membuktikan bahwa A.B.L. masih beroperasi berdasarkan kode moral. Hillard memberi rekan-rekannya pilihan yang jelas: baik mereka membunuhnya atau bersedia dibunuh sendiri. Anggota dewan A.B.L. terpecah, dengan beberapa masih berpegang pada prinsip-prinsip asli organisasi dan yang lain semakin tergoda oleh janji kekayaan dan kekuasaan. Saat permainan kucing dan tikus terungkap, Iris tanpa sadar terjebak di tengah baku tembak. Para pembunuh A.B.L. mengejarnya dengan panas, bertekad untuk melenyapkannya sebelum dia dapat mengungkapkan motif korup organisasi mereka. Sementara itu, kolega Hillard dengan panik mencoba mencari cara untuk membunuhnya tanpa mengorbankan hidup mereka sendiri. Di tengah lanskap berbahaya ini, penyelidikan Iris menjadi ujian kecerdasan dan moralitas. Haruskah dia mempercayai prinsip-prinsip asli A.B.L. atau menerima bahwa mereka telah dirusak oleh kekuasaan? Saat taruhannya semakin tinggi, Iris dipaksa untuk menghadapi area abu-abu antara keadilan dan moralitas, dan konsekuensi dari tindakannya. Pada akhirnya, ketua A.B.L. dan rekan-rekannya harus menghadapi dorongan gelap mereka sendiri dan harga sebenarnya dari tindakan mereka. Akankah mereka menemukan cara untuk merebut kembali kode moral mereka, atau akankah mereka menyerah pada godaan kekuasaan dan kekayaan? Investigasi Iris memicu serangkaian peristiwa yang akan menantang semua yang dia ketahui tentang dunia, dan anggota dewan A.B.L. harus menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka dalam kisah mendebarkan tentang ambiguitas moral dan garis kabur antara baik dan jahat ini.
Ulasan
Rekomendasi
