Kemerosotan Peradaban Barat

Kemerosotan Peradaban Barat

Plot

The Decline of Western Civilization, disutradarai oleh Penelope Spheeris, adalah film dokumenter inovatif yang menawarkan pandangan tanpa kompromi tentang kancah musik punk Los Angeles di awal tahun 1980-an. Dirilis pada tahun 1981, film ini memberikan potret intim dan sering kali provokatif tentang energi mentah, semangat pemberontakan, dan suasana kacau yang mendefinisikan era yang dinamis dan berumur pendek ini. Film dokumenter ini dimulai dengan pengenalan Alice Bag, frontwoman berapi-api dari The Bag Band, salah satu band punk wanita pelopor di kancah yang didominasi pria. Penampilan mereka di Whisky a Go Go menentukan suasana untuk sisa film, yang menangkap energi, intensitas, dan ketidakpastian tinggi dari kancah punk. Spheeris kemudian mengalihkan fokusnya ke Black Flag, salah satu band paling berpengaruh dan berpengaruh yang muncul dari kancah punk LA. Dibentuk pada tahun 1976 oleh gitaris Greg Ginn, Black Flag akan menjadi kekuatan pendorong di balik gerakan hardcore punk, yang dicirikan oleh suara agresif dan etos DIY mereka. Kita menyaksikan pertunjukan live band yang hiruk pikuk, menampilkan energi intens mereka dan riff gitar khas Ginn. Selanjutnya, kita melihat band yang penuh teka-teki dan provokatif, Germs, yang dipimpin oleh mendiang Darby Crash. Frontman yang bermasalah dan tidak menentu ini mencontohkan sikap sembrono dan sentimen anti-kemapanan dari gerakan punk. Pertunjukan mereka sering ditandai dengan tingkah laku destruktif, karena Crash sering menyerang penonton dan terlibat dalam perilaku merusak diri sendiri, hanya untuk kembali ke mic-nya, berteriak dan meratap dengan keganasan yang tak terkendali. Film dokumenter ini juga memperkenalkan kita kepada X, dibentuk pada tahun 1976 oleh gitaris Billy Zoom, pemain bass Pat Smear dan kemudian John Doe pada bass dengan penyanyi Exene Cervenka, dan drummer D.J. Bonebrake. X muncul sebagai kekuatan penting lainnya di kancah punk LA, yang dicirikan oleh suara post-punk mentah dan lirik puitis mereka. Pertunjukan live band ini menampilkan chemistry vokal yang khas antara Cervenka dan Doe, yang menyampaikan lirik mereka dengan intensitas mentah yang memikat penonton. Salah satu pertunjukan menonjol dalam film dokumenter ini adalah milik Circle Jerks, yang dibentuk oleh mendiang Keith Morris, mantan Black Flag, dan gitaris lama Roger Rogerson, pemain bass dan penyanyi Suicidal Tendencies masa depan Mike Clark dan drummer Lucky Lehrer. Para rocker punk ini memberikan pertunjukan kacau dan tak terkendali yang menangkap energi mentah dari kancah itu. Kehadiran panggung mereka, dengan kehadiran panggung Morris yang karismatik dan gerakan panik anggota band lainnya, mencontohkan aspek dinamis dan konfrontatif dari pengalaman punk rock. Fear adalah band lain yang memberikan dampak signifikan pada film dokumenter ini. Dibentuk pada tahun 1977 oleh Lee Ving, juga dikenal sebagai Lee Andrews, band ini menonjol dengan suara gelap dan merenung serta vokal Ving yang menghantui. Penampilan live mereka menampilkan kekuatan mentah dan kedalaman emosional band, dan musik mereka sering membahas tema keterasingan, depresi, dan keresahan sosial. Band penting lainnya, Catholic Discipline muncul dari narasi film dokumenter. Band berumur pendek ini mencontohkan semangat pemberontakan dan nonkonformitas yang mendefinisikan punk rock. Dibentuk oleh pemain bass dan anggota pendiri, gitaris, dan penyanyi Steve Desper, gitarisnya, dan vokalis, dan kemudian pengganti Desper sebagai gitaris. Mereka tampil dengan energi mentah yang khas dan suara kasar yang kacau, mencerminkan etos DIY dari kancah punk. Sepanjang film dokumenter, Spheeris mengambil pandangan yang tidak kenal kompromi dan tidak romantis tentang realitas keras dari kancah punk, termasuk penyalahgunaan zat, konflik pribadi, dan kekerasan. Namun, The Decline of Western Civilization juga menangkap rasa memiliki dan persahabatan di antara para band dan penggemar, yang secara kolektif memicu ledakan kreatif ini. Intinya, The Decline of Western Civilization bukan sekadar film dokumenter; ini adalah artefak sejarah yang memberikan catatan langsung tentang era ketika kaum muda berusaha untuk menantang norma dan konvensi sosial padaThe Decline of Western Civilization zamannya. Dirilis ketika kancah punk masih dalam tahun-tahun awalnya, film dokumenter ini kemudian akan menjadi batu ujian bagi generasi rocker punk di masa depan. Dengan menangkap intensitas, pemberontakan, dan kedalaman emosional dari momen penting dalam sejarah musik rock, The Decline of Western Civilization telah mengamankan tempatnya sebagai dokumen penting dan jujur ​​tanpa kompromi dari salah satu adegan musik paling berpengaruh dan revolusioner di akhir abad ke-20. Film ini telah menjadi bukti kekuatan musik untuk menyatukan orang-orang dan memberikan suara kepada generasi baru kaum muda yang tidak puas.

Kemerosotan Peradaban Barat screenshot 1
Kemerosotan Peradaban Barat screenshot 2
Kemerosotan Peradaban Barat screenshot 3

Ulasan