The Green Inferno

Plot
Jauh di jantung hutan hujan Amazon terletak dunia yang sangat indah dan sangat mengerikan. Ini adalah dunia di mana tradisi kuno berbaur dengan naluri purba, dan di mana garis antara peradaban dan kebiadaban terus-menerus kabur. The Green Inferno, sebuah film horor yang disutradarai oleh Eli Roth, membawa penonton ke lingkungan yang liar ini, di mana sekelompok mahasiswa aktivis idealis segera berhadapan langsung dengan musuh yang paling primitif dan tak kenal lelah – suku asli Ticuna. Di New York City, kita bertemu dengan beragam kelompok mahasiswa aktivis, dipimpin oleh Justine (Lorenza Izzo), seorang wanita muda yang bersemangat dan bertekad, didorong oleh keinginan untuk menyelamatkan hutan hujan Amazon dari kehancuran akibat deforestasi dan penebangan liar. Bersama teman-temannya, Sasha (Alyssa Ulman), Amy (Alyandra Castillo), dan Owen (Harrison Gilbertson), Justine adalah bagian dari organisasi yang dikenal sebagai Kua, sebuah kelompok aktivis radikal yang telah bekerja tanpa lelah untuk mengungkap kekejaman yang dilakukan terhadap ekosistem Amazon. Saat mereka bersiap untuk memulai misi mereka, kelompok itu menerima pesan dari seorang dukun setempat, bernama Kanaq (Manu Dang), yang mengaku memiliki informasi tentang kekejaman yang dilakukan di Amazon. Dia berbagi dengan mereka rekaman yang menunjukkan orang-orang Ticuna dibunuh secara brutal oleh sekelompok penebang kayu, dan dia memohon mereka untuk datang menolongnya. Tanpa ragu-ragu, Justine dan teman-temannya setuju untuk menemani Kanaq dalam perjalanan berbahaya ke Amazon, di mana mereka berharap untuk membantu orang-orang Ticuna dan membawa para penebangan liar ke pengadilan. Setibanya di Amazon, kelompok itu menemukan diri mereka berada di tengah hutan lebat dan tanpa ampun, di mana satu-satunya tanda peradaban adalah berupa kamp-kamp darurat dan desa-desa orang Ticuna. Saat mereka menjelajah lebih dalam ke hutan, mereka disambut dengan campuran rasa ingin tahu dan permusuhan dari orang-orang Ticuna, yang awalnya waspada terhadap orang-orang baru ini. Namun, kekhawatiran awal mereka segera berubah menjadi teror saat mereka ditangkap dan dibawa ke jantung desa Ticuna, tempat ritual gelap dan tradisi kuno. Di sini, mereka menjadi sasaran serangkaian cobaan mengerikan, yang dirancang untuk menguji kelayakan mereka untuk bergabung dengan komunitas Ticuna. Saat mereka perlahan-lahan tenggelam ke jantung desa, mereka mulai menyadari bahwa orang-orang Ticuna tidak seperti yang mereka kira – mereka adalah suku yang didorong oleh naluri purba, dan kebencian yang mendalam terhadap orang luar. Saat kelompok itu berjuang untuk bertahan hidup, mereka terpaksa menghadapi ketakutan terdalam dan naluri purba mereka sendiri. Dalam perubahan nasib yang aneh, mereka menemukan diri mereka berubah dari penyelamat menjadi korban pengorbanan, karena mereka menjadi sasaran serangkaian ritual mengerikan, yang dirancang untuk menyenangkan para dewa dan memurnikan jiwa mereka. Sepanjang film, Eli Roth dengan ahli menjalin unsur-unsur horor, drama, dan komentar sosial, menciptakan permadani kaya dari penceritaan sinematik yang visceral dan menggugah pikiran. Klimaks film ini adalah perjalanan yang mendebarkan, menegangkan, dan visceral, saat Justine dan teman-temannya terpaksa menghadapi kengerian sejati orang-orang Ticuna dan cara-cara mereka. The Green Inferno adalah film yang menantang penonton untuk menghadapi aspek-aspek gelap dari sifat manusia, dan naluri purba yang terletak tepat di bawah permukaan peradaban kita. Di dunia di mana hutan hujan dengan cepat menghilang, dan garis antara alam dan budaya terus-menerus kabur, film ini berfungsi sebagai komentar tepat waktu dan menggugah pikiran tentang pentingnya melestarikan sumber daya planet kita yang paling berharga. Saat kredit bergulir di The Green Inferno, penonton dibiarkan merenungkan pertanyaan utama – apa yang terletak di jantung sifat manusia? Apakah itu keinginan akan kemajuan dan peradaban, atau dorongan purba untuk bertahan hidup dan berkembang di dunia yang semakin memusuhi dan tanpa ampun? The Green Inferno tidak menawarkan jawaban mudah, tetapi menawarkan pengingat menghantui tentang pentingnya menghormati dunia alami, dan bahaya ikut campur dengan kekuatan di luar kendali kita.
Ulasan
Rekomendasi
