The Inventor: Ambisi Buta di Silicon Valley

The Inventor: Ambisi Buta di Silicon Valley

Plot

Pada awal tahun 2000-an, Elizabeth Holmes, seorang wanita muda yang brilian dan karismatik dari keluarga tradisional di California, memulai perjalanannya untuk merevolusi industri medis dengan penemuan ajaibnya - perangkat pengujian darah yang konon dapat mendeteksi penyakit dengan akurasi dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Visi Holmes adalah membawa teknologi ini ke setiap pelosok dunia, mengubah sistem perawatan kesehatan dan membuat perawatan medis berkualitas dapat diakses oleh miliaran orang di seluruh dunia. Lahir pada tahun 1984, Holmes adalah seorang jenius yang menyatakan dirinya sendiri yang keluar dari Universitas Stanford setelah hanya satu tahun untuk mengejar impian kewirausahaannya. Pada tahun 2003, ia mendirikan Theranos, sebuah perusahaan bioteknologi yang akhirnya menjadi raksasa bernilai miliaran dolar di Silicon Valley, pusat industri teknologi. Dengan investasi awal hanya $500.000, Holmes berhasil memikat investor besar seperti Larry Ellison, salah satu pendiri Oracle, dan Betsy DeVos, Menteri Pendidikan, dengan pesona menawannya dan presentasi PowerPoint yang menampilkan potensi penemuannya, mesin Edison. Mesin Edison adalah perangkat ramping dan futuristik yang konon dapat mendeteksi berbagai macam penyakit, termasuk kanker, HIV, dan diabetes, hanya dengan menganalisis beberapa tetes darah. Klaimnya, alat ini lebih cepat, lebih murah, dan lebih akurat daripada metode pengujian darah tradisional, menjadikannya pengubah permainan di industri medis. Holmes berjanji bahwa Theranos akan mengganggu pasar perawatan kesehatan global senilai $10 triliun dan menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia. Saat bintang Theranos melambung, Holmes menjadi buah bibir di Silicon Valley. Dia dirayakan sebagai visioner dan pelopor, seperti Steve Jobs, salah satu pendiri legendaris Apple. Kenaikannya yang meroket menuju ketenaran didorong oleh karisma, kecerdasan, dan kemampuan luar biasa untuk membangun hubungan dengan orang-orang berpengaruh, termasuk selebritas, politisi, dan eksekutif puncak. Namun, di balik layar, segalanya jauh dari sempurna. Theranos menghadapi tantangan teknis yang serius, dan mesin Edison tidak memenuhi kemampuan yang dijanjikan. Para insinyur dan ilmuwan perusahaan berjuang untuk membuat perangkat itu berfungsi, dan Holmes semakin mendorong mereka untuk mempercepat pengembangan, seringkali dengan konsekuensi yang membawa bencana. Terlepas dari peringatan berulang dari timnya sendiri, Holmes bersikeras untuk bergerak maju, yakin bahwa ia berada di puncak sesuatu yang revolusioner. Ketika masalah Theranos tumbuh, Holmes mulai menggunakan pesona dan kekuatan persuasinya yang luar biasa untuk menyembunyikan kebenaran dari investor, regulator, dan bahkan karyawannya sendiri. Dia membuat data palsu, memanipulasi hasil tes, dan terlibat dalam bentuk penipuan lainnya, semua untuk menjaga mitos mesin Edison tetap hidup. Sementara itu, ia terus memukau investor dan pelanggan dengan presentasinya yang memukau dan prediksi yang percaya diri tentang masa depan perusahaan. Puncak dari semuanya terjadi pada tahun 2015 ketika Wall Street Journal menerbitkan eksposé pedas tentang Theranos dan dugaan kegagalannya. Artikel tersebut mengungkapkan bahwa mesin Edison tidak berfungsi seperti yang dijanjikan dan bahwa perusahaan menggunakan mesin perusahaan lain untuk menjalankan tes, bukan teknologinya sendiri. Reaksi balik segera terjadi, dan harga saham anjlok. Investor, yang telah menanamkan miliaran dolar ke Theranos, mulai menarik dana mereka, dan perusahaan terpaksa memberhentikan ratusan karyawan. Pada akhirnya, itu adalah ledakan yang bergerak lambat dari jenis yang paling spektakuler. Holmes, yang pernah digembar-gemborkan sebagai visioner dan pemimpin, terungkap sebagai penipu ulung, dan reputasinya hancur berantakan. Valuasi Theranos, yang pernah mencapai $9 miliar yang mencengangkan, direduksi menjadi nol. Perusahaan dibubarkan, dan asetnya dijual secara bertahap. Sebagai kisah peringatan, kebangkitan dan kejatuhan Theranos menawarkan sekilas pandang ke sisi gelap industri teknologi, di mana hype dan kesombongan dapat membawa bahkan pikiran yang paling brilian sekalipun ke jalan kehancuran. Dalam kasus Elizabeth Holmes, hal itu menyoroti bahaya ambisi yang tidak terkendali dan pengaruh korup dari kekuasaan dan uang. Sementara Holmes mempertahankan ketidakbersalahannya di pengadilan, banyak yang bertanya-tanya: bisakah pendekatan yang lebih jujur dan transparan menyelamatkan Theranos dari dirinya sendiri? Kisah Theranos berfungsi sebagai pengingat bahwa garis antara inovasi dan penipuan seringkali tipis.

The Inventor: Ambisi Buta di Silicon Valley screenshot 1
The Inventor: Ambisi Buta di Silicon Valley screenshot 2
The Inventor: Ambisi Buta di Silicon Valley screenshot 3

Ulasan