The King of Staten Island

Plot
Drama komedi semi-otobiografi Pete Davidson tentang masa dewasa, The King of Staten Island, menceritakan kisah pedih Scott, seorang penduduk asli Staten Island berusia 26 tahun yang berjuang untuk menemukan arah dan tujuan hidup. Film ini adalah penggambaran yang menyayat hati tentang kesedihan, identitas, dan kompleksitas tumbuh dewasa. Inti dari narasi adalah Scott, seorang individu yang karismatik dan jenaka yang terjebak dalam keadaan perkembangan yang terhenti sejak kematian ayahnya seorang petugas pemadam kebakaran ketika dia baru berusia tujuh tahun. Kehidupan Scott adalah cerminan dari ketidakdewasaan dan ketidakmampuannya untuk mengatasi kehilangan ayahnya. Ibunya, Margie, seorang perawat UGD yang kelelahan, kewalahan menghadapi apatis dan kurangnya motivasi Scott. Saat dia bersiap untuk mengirim putri bungsunya, Claire, ke perguruan tinggi, perilaku Scott menjadi semakin tidak menentu dan egois. Dia menghabiskan hari-harinya dengan merokok ganja, bergaul dengan kelompok teman-temannya yang menganggur – Oscar, Igor, dan Richie – dan diam-diam berhubungan seks dengan Kelsey, teman masa kecilnya. Status quo kehidupan Scott terganggu ketika ibunya mulai berkencan dengan seorang petugas pemadam kebakaran yang bermulut besar dan kasar bernama Ray, yang sangat kontras dengan mendiang suaminya. Kehadiran Ray di rumah tangga memaksa Scott untuk menghadapi perasaan benci dan tidak amannya. Terlepas dari usahanya untuk menjauhkan mitra baru ibunya, Scott akhirnya dipaksa untuk menghadapi emosinya dan rasa sakit dari masa lalunya. Salah satu kualitas film yang paling mencolok adalah penggambaran kesedihan yang bernuansa. Ketidakmampuan Scott untuk menerima kematian ayahnya ditangkap secara ahli melalui serangkaian sketsa yang mengungkapkan gejolak batinnya. Arahan film, yang ditangani oleh Judd Apatow, memungkinkan penonton untuk menyaksikan perjuangan Scott secara tidak linear dan introspektif, membuat perjalanan emosionalnya terasa semakin otentik. Melalui hubungan Scott dengan Kelsey, film ini juga menyentuh tema persahabatan dan keintiman. Hubungan seks kasual mereka berfungsi sebagai mekanisme penanggulangan bagi Scott, memungkinkannya untuk sejenak melarikan diri dari rasa sakit masa lalunya. Namun, seiring semakin dalamnya hubungan mereka, Scott dipaksa untuk menghadapi realitas perasaannya dan kehampaan tindakannya. Penggambaran emosi kompleks yang bernuansa ini merupakan bukti komitmen film terhadap keaslian dan kedalaman. Saat Scott menavigasi perasaannya dan mengambil langkah tentatif menuju kemajuan, ia dipaksa untuk memeriksa kembali hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya. Persahabatannya dengan Oscar, Igor, dan Richie diuji karena mereka berjuang untuk mempertahankan rasa tujuan dan identitas mereka dalam menghadapi kedewasaan. Penggambaran film tentang persahabatan laki-laki sangat jujur, mengungkap rasa tidak aman dan kekurangan yang sering mendefinisikan hubungan ini. Sepanjang film, penampilan Pete Davidson sebagai Scott sangat menyayat hati dan lucu. Dia membawa tingkat kerentanan dan keaslian pada peran yang memikat dan dapat dihubungkan. Chemistry di layarnya dengan aktor pendukung seperti Maude Apatow, Steve Buscemi, dan Bill Burr terasa mudah, membuat para pemain film terasa seperti unit keluarga sejati. The King of Staten Island adalah film yang memperlihatkan ketulusannya, menghadapi tema kesedihan, identitas, dan maskulinitas dengan kejujuran yang tak tergoyahkan. Melalui penggambaran emosi dan hubungan yang kompleks dan bernuansa, film ini menawarkan pengingat yang menyentuh tentang pentingnya menghadapi rasa sakit kita dan mengambil langkah tentatif menuju penyembuhan. Saat Scott perlahan mulai bergerak maju dalam hidup, film ini meninggalkan kesan harapan kepada penonton dan pemahaman yang mendalam tentang kekuatan ketahanan manusia.
Ulasan
Rekomendasi
