The Little Hours

The Little Hours

Plot

Di perbukitan pedesaan Garfagnana, Italia, tempat lanskap didominasi oleh hutan hijau subur dan pegunungan yang bergelombang, serangkaian peristiwa memicu reaksi berantai yang mengguncang fondasi biara setempat. Berlatar tahun 1347, masa ketika Gereja Katolik memegang kekuasaan yang tak tergoyahkan dan peran wanita didefinisikan secara ketat, kita diperkenalkan kepada Sister Alessandra, seorang biarawati yang mewujudkan rasa kebebasan dan ketidakpatuhan yang bertentangan dengan aturan ketat biara. Alessandra bukan satu-satunya yang berjuang dengan batasan hidupnya sebagai biarawati. Sister Ginevra, seorang wanita muda yang cantik dan menawan, dihantui oleh keinginan dan godaannya sendiri, yang hampir tidak bisa dia sembunyikan bahkan di balik kerudung kebiasaannya. Sementara itu, Sister Fernanda, yang paling ketat dan keras dari ketiganya, semakin terobsesi dengan gagasan untuk menemukan tujuan dalam hidupnya, seperti saudara-saudarinya, tetapi dia mengambil pendekatan yang lebih ekstrem untuk mencapai tujuan ini. Tepat ketika para biarawati ini bergulat dengan krisis eksistensial mereka sendiri, seorang pelayan muda yang tampan dan menawan bernama Masseto tiba di biara, melarikan diri dari majikannya yang pendendam. Dia menemukan perlindungan di lumbung biara, tetapi saat dia terjerat dalam kehidupan para biarawati, rasa ketegangan dan kekacauan mulai terbentuk. Masetto dan para biarawati mengembangkan hubungan yang kompleks dan beragam, yang dipenuhi dengan emosi dan penuh dengan momen-momen komedi. Pemeran Massimo Ceccherini sebagai Masetto menghidupkan karakter yang menawan dan licik, sering menggunakan para biarawati untuk keuntungannya sendiri, tetapi juga menunjukkan kapasitas untuk empati dan pengertian. Salah satu aspek menonjol dari film ini adalah cara di mana ia mengeksplorasi sifat keinginan, kekuatan, dan spiritualitas wanita yang kompleks dan beragam. Melalui karakter ketiga biarawati tersebut, penulis-sutradara Jeff Baena mampu menyampaikan perasaan frustrasi, kerinduan, dan kekecewaan yang mendalam yang dialami banyak wanita ketika terperangkap dalam peran tradisional. Namun, pada saat yang sama, film tersebut juga menunjukkan bahwa keinginan dan kebutuhan wanita tidak selalu tetap atau tidak berubah. Sebaliknya, mereka kompleks dan beragam, dan dapat dibentuk oleh berbagai faktor, termasuk konteks sosial, budaya, dan sejarah. Ini diilustrasikan dengan indah melalui karakter para biarawati, yang masing-masing mewujudkan aspek feminitas dan spiritualitas yang berbeda. Sinematografi film ini adalah pesta визуальная, menangkap keindahan pemandangan pedesaan Italia dan daya tarik pedesaan biara yang menakjubkan. Penggunaan cahaya alami dan warna hangat keemasan dari stok film menciptakan rasa keintiman dan kejelasan, привлечение penonton ke dunia film. Namun, salah satu aspek film yang paling mudah diingat adalah cara film ini merusak gagasan tradisional tentang komedi dan drama. Alih-alih hanya mempertentangkan humor dengan патос, film ini menggunakan sentuhan yang cerdas dan lucu untuk menggabungkan kedua elemen dengan cara yang mengejutkan dan menyenangkan. Pada akhirnya, The Little Hours adalah film tentang pencarian identitas dan makna di dunia yang seringkali tampaknya bertekad untuk menahan keinginan kita dan membatasi pilihan kita. Melalui karakter-karakternya yang kompleks dan beragam, dialognya yang cerdas dan menarik, serta sinematografinya yang menakjubkan, film ini menawarkan visi yang kuat dan menarik tentang kehidupan dan pengalaman wanita.

The Little Hours screenshot 1
The Little Hours screenshot 2
The Little Hours screenshot 3

Ulasan