Keheningan

Plot
Di dunia yang dilanda wabah Mortuus Strain, masyarakat seperti yang kita kenal telah runtuh. Jalanan dan kota yang dulunya ramai kini sunyi sepi, bukti pandemi dahsyat yang telah merenggut banyak nyawa. Di tengah kekacauan, seorang penyintas tunggal muncul, menavigasi lanskap berbahaya yang dipenuhi oleh beberapa orang yang terinfeksi yang terus berjalan di bumi, didorong oleh rasa lapar yang tak terpuaskan akan daging manusia. Sang protagonis, seorang individu yang keras dengan tekad yang tak tergoyahkan untuk bertahan hidup, berjalan susah payah melalui tanah tandus. Penampilannya yang kasar dan mata yang lelah menceritakan banyak hal tentang kesulitan yang telah ia alami, keinginan untuk hidup diperkuat oleh ketahanan yang memungkinkannya untuk sampai sejauh ini. Saat dia mencari perbekalan dan calon sekutu, dia bergerak dengan hati-hati, indranya ditingkatkan untuk mendeteksi tanda-tanda pergerakan atau ancaman apa pun. Setiap langkah adalah risiko yang diperhitungkan di dunia yang telah menjadi ladang ranjau, dengan orang-orang yang terinfeksi bersembunyi di setiap sudut. Dia tahu aturannya: hindari daerah padat penduduk, tetap diam untuk mencegah menarik perhatian, dan yang terpenting, tetap waspada. Setiap kelalaian dalam perhatian bisa berakibat fatal, karena korban Mortuus Strain tanpa henti mengejar mangsa manusia. Saat protagonis mencari makanan, tempat berlindung, dan sumber daya, dia menemukan kantong-kantong permukiman yang berhasil hidup berdampingan di tengah kehancuran. Dia menyaksikan komunitas terbentuk, sering kali dibangun di sekitar tempat berlindung darurat dan diperkuat oleh individu-individu putus asa yang berpegang pada harapan di dunia yang tampaknya tanpa harapan. Komunitas-komunitas ini rapuh, ada dalam keseimbangan yang rapuh antara kelangsungan hidup dan pemusnahan, sering kali terancam oleh elemen-elemen jahat atau perampok oportunistik yang memangsa kerentanan mereka. Melalui pengamatannya, protagonis menyadari bahwa dia bukan satu-satunya yang berjuang untuk tetap hidup. Dia bertemu dengan individu-individu yang sangat setia kepada komunitas mereka, sementara yang lain didorong oleh keinginan untuk berkuasa atau membalas dendam terhadap dunia yang telah mengkhianati mereka. Ada juga mereka yang telah berubah menjadi kegilaan, trauma kehilangan orang yang dicintai dan menghadapi realitas dunia baru mereka terlalu berat untuk ditanggung. Sepanjang perjalanannya, sang protagonis membentuk aliansi yang tidak nyaman dengan beberapa orang terpilih, yang ditempa dari pengalaman dan kebutuhan bersama. Ikatan rapuh ini diuji oleh ancaman kematian yang selalu ada, karena pengaruh Mortuus Strain terus menyebar, menginfeksi semakin banyak orang, yang semakin menggoyahkan keseimbangan kekuatan yang rapuh. Salah satu aliansi tersebut terbukti penting bagi kelangsungan hidup protagonis, saat ia bekerja bersama sekelompok kecil penyintas yang memiliki keterampilan dan keahlian unik. Bersama-sama, mereka menavigasi lanskap berbahaya, menghindari orang-orang yang terinfeksi dan individu-individu yang bermusuhan yang berusaha mengeksploitasi kekacauan untuk keuntungan mereka sendiri. Saat mereka bergerak lebih dalam ke tempat yang tidak diketahui, mereka mulai mengungkap misteri seputar Mortuus Strain, mencari sedikit makna di dunia yang telah kehilangan tujuan hidupnya. Investigasi mereka mengungkap bukti yang mengganggu: Mortuus Strain bukanlah mutasi acak, melainkan produk dari kesalahan manusia. Sekelompok ilmuwan telah bereksperimen dengan virus tersebut, berniat memanfaatkan kekuatannya untuk membentuk kembali dunia sesuai citra mereka. Namun, niat sebenarnya dari proyek itu jauh lebih jahat daripada yang bisa dibayangkan siapa pun, dan wabah itu hanyalah gejala dari kesombongan manusia. Saat protagonis dan sekutunya menghadapi kegelapan di jantung Mortuus Strain, mereka menyadari bahwa kelangsungan hidup mereka bukan lagi tentang sekadar daya tahan tetapi tentang pemahaman dan penerimaan. Mereka harus menerima dunia yang telah berubah selamanya, dunia di mana tatanan masyarakat telah terkoyak. Keheningan yang telah menyelimuti bumi adalah pengingat bahwa Mortuus Strain telah mengambil segalanya dari mereka, hanya menyisakan pengingat menghantui tentang apa yang tidak akan pernah bisa didapatkan kembali. Keheningan berfungsi sebagai refleksi pedih tentang ketahanan umat manusia dalam menghadapi bencana yang tak terbayangkan. Saat protagonis menavigasi lanskap sunyi, dia menemukan sedikit penghiburan dalam tindakan sederhana untuk bertahan hidup. Kisah ini menjadi eksplorasi introspektif tentang apa artinya melanjutkan hidup di dunia yang telah kehilangan arah, dan perjalanan protagonis pada akhirnya menjadi bukti semangat manusia yang pantang menyerah.
Ulasan
Rekomendasi
