Wanita Berbaju Hijau

Plot
Di tengah dingin dan kejamnya kota London, serangkaian pembunuhan mengerikan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh kota. Wanita-wanita muda, yang semuanya tampak tidak bersalah, telah menjadi korban pembunuh yang tanpa ampun. Modus operandi pembunuhan itu sudah terlalu familiar - dengan setiap korban ditemukan tewas, sebuah jari telah dipenggal dari tangan mereka. Orang-orang London hidup dalam keadaan teror, tidak yakin siapa korban mereka berikutnya atau motif bengkok apa yang mendorong sang pembunuh. Scotland Yard menangani kasus ini, tetapi penyidik mereka tidak menemukan jawaban. Satu-satunya benang merah yang dapat mereka temukan di antara para korban adalah bahwa mereka semua telah mengunjungi toko barang antik yang sama pada hari-hari menjelang kematian mereka. Namun, tanpa petunjuk konkret, penyelidikan tetap mandek. Masuklah Sherlock Holmes, detektif terkenal yang dikenal karena kemampuannya yang tak tertandingi untuk mengungkap kasus-kasus yang paling membingungkan sekalipun. Dengan pikiran yang tajam dan pengejaran keadilan yang tak tergoyahkan, Holmes mulai mengurai benang kusut misteri pembunuhan itu. Setelah memeriksa TKP, Holmes terkejut dengan sifat pembunuhan yang teliti. Si pembunuh tampaknya sangat berhati-hati dalam pekerjaan mengerikan mereka, menunjukkan tingkat presisi yang menakutkan. Holmes merasa bahwa ini lebih dari sekadar kejahatan karena nafsu atau tindakan brutal seorang pria gila. Dia percaya bahwa ada metode dalam kegilaan si pembunuh dan bahwa mungkin untuk menguraikan alasan di balik kejahatan mengerikan itu. Saat penyelidikan berlanjut, Holmes menemukan bahwa setiap korban telah mengunjungi toko barang antik setempat. Meskipun ini mungkin tampak seperti petunjuk palsu, Holmes curiga bahwa ada lebih dari yang terlihat. Dia memutuskan untuk mengunjungi toko itu, di mana dia menemukan susunan barang antik yang aneh. Itu bukan sembarang toko biasa, tetapi toko yang menjual jenis barang antik tertentu - keanehan manusia. Naluri Holmes mengatakan kepadanya bahwa toko itu entah bagaimana terhubung dengan pembunuhan itu, tetapi dia tetap tidak yakin bagaimana caranya. Dia memutuskan untuk mengunjungi toko itu lagi, kali ini didampingi oleh sahabatnya yang terpercaya, Dr. Watson. Saat mereka menjelajahi toko, Watson tidak bisa menahan perasaan tidak nyaman. Seolah-olah mereka sedang diawasi oleh mata yang tak terlihat. Di toko itu, mata Holmes tertuju pada sosok aneh - seorang wanita dengan tato hijau luar biasa di tangan kirinya. Namanya adalah Irene Adler, seorang wanita luar biasa dengan aura misteri yang mengelilinginya. Holmes tertarik padanya, merasakan bahwa dia mungkin memegang kunci untuk mengungkap misteri itu. Saat dia berbicara dengannya, Holmes menemukan bahwa dia memang pemilik toko, seorang kolektor keanehan manusia. Namun, Holmes tetap yakin bahwa Irene Adler bukanlah si pembunuh. Dia menemukannya cerdas, pintar, dan jenaka, kualitas yang sulit ditemukan pada seorang pembunuh berdarah dingin. Alih-alih, Holmes curiga bahwa dia sedang dimanipulasi oleh kekuatan jahat, kekuatan yang berada di balik pembunuhan mengerikan itu. Saat penyelidikan berlanjut, Holmes menemukan hubungan antara para korban - masing-masing dari mereka adalah mantan pasien seorang psikiater setempat, Dr. Hadley Nortrum. Holmes mencurigai bahwa Dr. Nortrum terlibat dalam pembunuhan itu dan bahwa dia menggunakan toko Irene Adler sebagai kedok. Holmes menyusun rencana untuk menjebak Dr. Nortrum dan mengungkap rencana jahatnya. Dengan bantuan Inspektur Lestrade dan Dr. Watson, Holmes memasang jebakan untuk dokter itu. Rencananya melibatkan Irene Adler, yang tanpa sadar tertarik ke dalam jebakan. Dalam klimaks akhir, Holmes mengungkap identitas sejati Dr. Nortrum sebagai si pembunuh. Dia adalah orang gila dengan motif bengkok - dia percaya bahwa dengan menyingkirkan jari-jari, dia dapat menyingkirkan dunia dari ketidaksempurnaan dan menciptakan masyarakat di mana hanya yang sempurna yang ada. Toko Irene Adler adalah fasad yang sempurna untuk rencana jahatnya. Namun, Holmes telah mengunggulinya dengan mengungkap rencananya dan membawanya ke pengadilan. Kota itu menghela napas lega ketika si pembunuh akhirnya ditangkap. Holmes telah memecahkan kasus ini, keterampilan detektifnya yang luar biasa menggagalkan rencana Dr. Nortrum yang jahat. Adapun Irene Adler, dia tanpa sadar menjadi bagian dari plot tersebut, dan meskipun dia akhirnya dibebaskan dari segala kesalahan, reputasinya telah ternoda parah. Namun, bagi Holmes, kasus ini akan terukir dalam ingatannya selamanya, sebuah bukti kemampuannya yang tak tertandingi sebagai seorang detektif.
Ulasan
Rekomendasi
