The Chronicles of Narnia: Prince Caspian

Plot
The Chronicles of Narnia: Prince Caspian dimulai setahun setelah peristiwa The Lion, the Witch and the Wardrobe. Anak-anak Pevensie - Peter, Edmund, Lucy, dan Susan - telah kembali ke kehidupan duniawi di dunia nyata, tidak dapat menghilangkan ingatan tentang petualangan luar biasa mereka di negeri ajaib Narnia. Namun, mereka segera menemukan diri mereka terangkut kembali ke Narnia, di mana mereka menemukan bahwa satu tahun telah berlalu bagi penduduk Narnia, tetapi hanya beberapa menit yang berlalu bagi anak-anak itu. Setibanya di sana, mereka disambut oleh Peter, yang sekarang menjadi Raja Tertinggi Narnia. Namun, dia tampaknya telah kehilangan keyakinan dan ingatannya tentang kehidupan masa lalunya di Narnia. Anak-anak itu segera mengetahui bahwa ancaman baru telah muncul dalam wujud Pangeran Caspian, putra Raja Caspian X, yang telah dipaksa bersembunyi oleh Raja Miraz yang jahat. Miraz, saudara tiri Raja Caspian X yang lebih muda, telah merebut takhta dan bertekad untuk tetap menjadi penguasa Narnia. Anak-anak Pevensie, bersama dengan sekutu baru mereka, termasuk Trufflehunter si luwak dan Nikabrik si kurcaci, memulai petualangan berbahaya untuk membantu Pangeran Caspian merebut kembali tempatnya yang sah di takhta. Sepanjang jalan, mereka bertemu dengan berbagai karakter baru, termasuk tentara Telmarine, yang telah dikirim oleh Raja Miraz untuk memburu dan menghancurkan setiap penduduk Narnia yang bersimpati dengan keluarga kerajaan lama. Saat mereka melakukan perjalanan melalui hutan, kelompok itu bertemu dengan sekelompok dryad yang lebih tua, termasuk seorang pemimpin yang bijaksana dan lembut bernama Lady Brambeldoona. Para dryad ini memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah Narnia dan menjelaskan seluk-beluk konflik antara Telmarine dan Narnian. Keluarga Pevensie segera menyadari bahwa sejarah Narnia jauh lebih kompleks dari yang mereka kira sebelumnya dan bahwa tindakan mereka dapat memiliki konsekuensi abadi bagi masa depan negeri itu. Perjalanan mereka membawa mereka melintasi lanskap berbahaya, termasuk hamparan luas tanah yang dikendalikan Telmarine, di mana mereka harus menghindari tentara dan menjalin aliansi dengan berbagai kelompok warga Narnia yang bersimpati. Salah satu pertemuan terpenting datang dalam wujud Trumpkin si kurcaci, yang telah bekerja di belakang layar untuk membantu Pangeran Caspian. Trumpkin, seorang pejuang gagah berani dan ahli strategi yang cerdik, bergabung dengan keluarga Pevensie dan memulai rencana berani untuk menyelamatkan Pangeran Caspian dari cengkeraman Raja Miraz. Saat mereka mendekati pusat konflik, keluarga Pevensie menemukan bahwa Pangeran Caspian terperangkap di Kastil Miraz, yang dijaga oleh pasukan tentara Telmarine-nya. Untuk menyelamatkan pangeran muda itu, kelompok itu menyusun rencana cerdik untuk menyusup ke kastil dan mencapai Pangeran Caspian. Susan, yang telah berjuang dengan perannya dalam misi tersebut, menemukan tempatnya sebagai pejuang pemberani ketika dia dengan berani berhadapan dengan salah satu tentara Telmarine. Pertempuran terakhir antara pasukan Pangeran Caspian dan pasukan Raja Miraz sangat sengit dan menyentuh, dengan keluarga Pevensie dan sekutu mereka bergabung dengan faksi Narnia lainnya untuk berjuang demi tanah mereka. Peter, yang sebelumnya kehilangan keyakinan dan ingatannya tentang kehidupan masa lalunya di Narnia, diberi kesempatan penting untuk menebus dirinya sendiri. Di tengah panasnya pertempuran, dia menunjukkan keberanian yang luar biasa, menunjukkan nilai membela teman-temannya dan berjuang untuk apa yang benar. Pada akhirnya, pasukan Pangeran Caspian menang, dan pangeran muda itu dapat merebut kembali tempatnya yang sah di takhta. Keluarga Pevensie, yang sekarang benar-benar diterima sebagai pemimpin di negeri Narnia, dipuji sebagai pahlawan oleh penduduk Narnia. Saat mereka bersiap untuk kembali ke dunia mereka sendiri, mereka menyadari bahwa mereka telah tumbuh dan menjadi dewasa sebagai individu dan bahwa pengalaman mereka di Narnia telah mempersiapkan mereka untuk tantangan yang akan mereka hadapi di dunia mereka sendiri.
Ulasan
Brandon
Barely passable. Aslan is like some game designer, sitting back and watching the humans invade Narnia, allowing them to grow in power and eventually take over for centuries. He only intervenes when they're on the verge of total annihilation. Of course, considering this book was written post-World War II, this seems to be a kind of Catholic-based divine logic – something I struggled with when I read these books as a child. I suspect Lewis and Tolkien might have had some kind of agreement, like who gets to write about elves, centaurs, and minotaurs. The plot is simple: Caspian, the protagonist of a father-son revenge story, accidentally blows the summoning horn, and the four siblings return to Narnia, hundreds of years later, to help Caspian overthrow his uncle and achieve peace between humans and the native Narnians...
Ruby
During his father's reign, the prince messed up Narnia, and when the prince was later overthrown, the Narnian people still acted as loyal defenders of the kingdom, helping him fight back. Okay, so each got what they needed, but just say they seized power, why spout nonsense like "You are the first king to liberate Narnia?" I sympathize with Uncle Zhu Di, who was originally clear-headed: "My army is about to extinguish all of you, why would I be stupid enough to duel with you?" But the screenwriter tells you to duel, so just duel, don't talk so much.
Sawyer
Okay, why do I just find this movie so enjoyable! That bear completely stole my heart. Not only did it stand up and applaud, which was ridiculously cute, but when it got scared, it put its little hands in its mouth – just too adorable! And that little girl, at the end, pulling out a knife that couldn't have been any smaller with a beaming smile. And then Poseidon himself shows up! Everyone trapped in the castle, casually saying "Go on, leave us, don't worry about us" with smiles on their faces, and the random romance! So much fun! And the music is great too!
Blake
Okay, this is awkward. How did Prince Caspian fall for the girl who looks like she’s smuggling dinner rolls in her cheeks?
Lincoln
Edmund and Caspian are undeniably handsome.
Rekomendasi
