Kita Membeli Kebun Binatang

Plot
Benjamin Mee, seorang pria paruh baya, sedang berjuang untuk menerima kehilangan istrinya. Kesedihan itu masih segar, dan ketidakhadiran pasangannya sangat membebaninya. Sebagai seorang ayah, dia bertekad untuk memberikan masa depan yang lebih cerah kepada anak-anaknya, Dylan dan Rosie. Namun, situasinya saat ini jauh dari ideal, dan rumah yang dulunya ramai yang ia tinggali bersama anak-anaknya kini menjadi pengingat suram akan kemalangan keluarga. Untuk melupakan masa lalu dan menciptakan tujuan baru, Benjamin mengarahkan pandangannya pada perubahan yang signifikan. Dia membeli Rosalee, sebuah perkebunan seluas 50 hektar yang dilengkapi dengan kebun binatang, taman hiburan, dan berbagai hewan liar. Ide ini mungkin tampak eksentrik, tetapi bagi putri Benjamin, Rosie, ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Dia selalu terpesona oleh hewan, dan prospek untuk hidup di antara mereka membuatnya sangat gembira. Sementara itu, putra Benjamin, Dylan, kurang bersemangat dengan perkembangan baru ini. Dia adalah seorang remaja introvert yang masih terhuyung-huyung karena kehilangan ibunya. Gagasan meninggalkan sekolah dan teman-temannya untuk pindah ke kebun binatang, dari semua tempat, adalah prospek yang menakutkan. Beban keuangan untuk menghidupi keluarganya juga menjadi perhatian bagi Dylan, dan dia khawatir keputusan tergesa-gesa ayahnya akan menyebabkan bencana keuangan. Setibanya di Rosalee, Benjamin bertemu dengan Matt Stevens, kepala penjaga kebun binatang, yang telah ditugaskan dengan tugas berat untuk membawa kebun binatang sesuai dengan standar. Dengan pendekatan tanpa basa-basi, Matt mulai memperkenalkan Benjamin kepada berbagai hewan, termasuk seekor gajah pemarah, seekor lemur nakal, dan seekor singa agung bernama Robert Mongoose McQueen. Melalui interaksi mereka, Benjamin mulai menjalin ikatan dengan Matt, yang berbagi hasratnya untuk konservasi satwa liar. Saat pekerjaan renovasi dimulai dengan sungguh-sungguh, Benjamin terjun ke dalam proyek tersebut, didorong oleh keinginannya untuk menciptakan kebun binatang yang berkembang pesat. Dia juga melihat upaya itu sebagai cara untuk menjaga ingatan istrinya tetap hidup dengan membangun tempat perlindungan di mana hewan dapat berkembang. Meskipun demikian, kebun binatang menghadapi tantangan keuangan yang mengancam untuk menggagalkan seluruh proyek. Dengan dana terbatas dan aliran pendapatan yang menyusut, Benjamin harus menemukan solusi kreatif untuk menjaga kebun binatang tetap bertahan. Seiring berjalannya hari menjadi minggu, Dylan mulai melihat kebun binatang dari sudut pandang yang berbeda. Dia mulai menjalin ikatan dengan Matt, yang telah menjadi sumber bimbingan dan kebijaksanaan bagi remaja itu. Melalui interaksinya dengan hewan, Dylan mulai menghadapi kesedihannya dan mulai sembuh. Rosie, di sisi lain, sangat gembira dengan kebun binatang dan terjun ke dalam peran barunya sebagai penjaga kebun binatang termuda. Saat keluarga menavigasi tantangan menjalankan kebun binatang, mereka juga menghadapi pergumulan pribadi. Keinginan Benjamin untuk menjaga ingatan istrinya tetap hidup memang mengagumkan, tetapi itu juga berfungsi sebagai pengingat konstan tentang apa yang telah hilang darinya. Resistensi Dylan terhadap lingkungan baru akhirnya memberi jalan bagi apresiasi terhadap keindahan alam dan ikatan yang dia bagi dengan saudara perempuan dan ayahnya. Pada akhirnya, keberanian Benjamin untuk memulai dari awal dan kesediaannya untuk mengambil risiko membuahkan hasil. Terlepas dari rintangan yang menghadang mereka, keluarga berhasil membalikkan keadaan kebun binatang dan menciptakan komunitas yang dinamis di mana hewan dan manusia dapat hidup berdampingan. Film ini berakhir dengan nada penuh harapan, dengan Benjamin merefleksikan perjalanan yang telah ia dan anak-anaknya lalui. Dia menyadari bahwa memulai kebun binatang tidak pernah hanya tentang menciptakan rumah baru bagi hewan tetapi tentang membangun kembali kehidupan keluarganya dan menemukan tujuan dalam menghadapi kesulitan.
Ulasan
Rekomendasi
