Jangan Bilang Begitu!

Jangan Bilang Begitu!

Plot

Dalam dunia "Jangan Bilang Begitu!" yang mempesona dan unik, Herbert dan Lilith adalah dua jiwa yang hidup di tengah romansa yang menyenangkan namun menyesakkan. Keduanya sangat jatuh cinta tetapi mendapati diri mereka terjebak dalam keadaan kasih sayang tak terucapkan yang abadi, emosi lembut mereka terperangkap di balik tabir rasa malu. Kendala interaksi sosial dan ketakutan akan penolakan menghalangi mereka untuk menyuarakan perasaan mereka yang sebenarnya satu sama lain, membuat mereka hidup dalam dunia hasrat yang tak berbalas. Suatu hari, Herbert dan Lilith menemukan sebuah toko buku mistis dan menawan bernama 'Kata-Kata Yang Tak Terucapkan'. Tujuan yang mempesona ini adalah tempat di mana cerita dijalin menjadi kenyataan, dan impian diubah menjadi keajaiban. Saat mereka melangkah melintasi ambang pintu, mereka segera tenggelam dalam dunia sihir, tempat rak buku menjulang di atas mereka seperti penjaga yang menjaga rahasia kuno. Udara di sekitarnya dipenuhi dengan bisikan kata-kata yang terlupakan, aroma perkamen dan tinta, serta alunan lembut melodi yang menarik mereka seperti ngengat ke nyala api. Di dalam toko buku ajaib inilah narasi 'Jangan Bilang Begitu!' mulai terungkap. Jantung dari dunia mistis ini adalah pemilik toko yang penuh teka-teki, Madam Elara, sosok bijak dan berpengetahuan yang memahami keinginan terdalam dari mereka yang memasuki tokonya. Dia adalah makhluk kuno, dengan kekuatan untuk berkomunikasi dengan esensi bahasa itu sendiri, dan melalui kebijaksanaannyalah perjalanan Herbert dan Lilith dimulai. Saat memasuki toko, Madam Elara memberi mereka berbagai genre untuk membantu mereka mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya – Romansa, Misteri, Horor, Fiksi Ilmiah, dan banyak lagi. Saat mereka menjelajahi rak, Herbert dan Lilith mulai menemukan berbagai genre ini dalam bentuk yang inovatif dan ajaib. Mereka bertemu malam-malam yang gelap dan badai dalam novel bertema Gothic, atau penjelajahan kosmik dalam buku fiksi ilmiah dari dunia lain. Namun, setiap upaya untuk mengungkapkan cinta mereka berakhir dengan campuran kekecewaan dan kejutan, karena genre-genre tersebut mulai berkonspirasi satu sama lain – novel Romansa terlalu klise, novel Misteri terlalu samar, novel Fiksi Ilmiah terlalu mengada-ada. Pada saat kebingungan dan perenungan inilah Madam Elara turun tangan dengan senyum penuh arti, "Ah, tetapi pernahkah Anda mempertimbangkan bahwa kejujuran itu sendiri adalah sebuah genre? Yang tidak membutuhkan kostum, tidak ada kepura-puraan, dan tidak ada sentimen manis?" Dengan kata-kata ini, toko buku berubah menjadi latar yang hidup di mana kata-kata mulai menari di udara, setiap baris dan paragraf ditulis dalam lampu yang berdenyut, dan esensi bahasa itu sendiri menjadi permadani luas yang mengikat semua impian, ketidakamanan, dan keinginan mereka. Emosi yang pernah terperangkap dibebaskan saat bahasa beresonansi di dalam hati Herbert dan Lilith, memecahkan penghalang yang menahan mereka. Saat narasi mencapai klimaksnya, Herbert dan Lilith memilih untuk pergi ke malam, dengan toko buku yang semarak di belakang mereka sebagai pengingat kekuatan transformatif dari kejujuran. Di bawah langit bertabur bintang yang cemerlang, dan diterpa angin sepoi-sepoi, Herbert dan Lilith memulai kencan pertama mereka yang sebenarnya, kali ini tidak takut akan bahasa atau penolakan, tetapi dengan keberanian baru untuk membiarkan keinginan terdalam mereka muncul kembali dan cinta mereka berkembang menjadi semua keindahannya. Perjalanan dalam 'Jangan Bilang Begitu!' pada akhirnya membawa Herbert dan Lilith pada perjalanan penemuan jati diri, melalui dunia ajaib toko buku mistis yang memungkinkan mereka untuk mengungkapkan cinta sejati mereka, menginspirasi ikatan yang luar biasa dan mengakhiri kekhawatiran mereka tentang menyuarakan hati mereka satu sama lain.

Jangan Bilang Begitu! screenshot 1

Ulasan