Keliling Dunia dalam 80 Hari

Plot
Dirilis pada tahun 1956, 'Keliling Dunia dalam 80 Hari' adalah film petualangan klasik yang disutradarai oleh Michael Anderson, menampilkan para pemain bertabur bintang, termasuk David Niven, Shirley MacLaine, dan Robert Newton. Film ini merupakan adaptasi dari novel Jules Verne tahun 1873, 'Keliling Dunia dalam 80 Hari,' yang menceritakan kisah Phileas Fogg, seorang pria Inggris kaya dan eksentrik, dan perjalanannya yang luar biasa untuk mengelilingi dunia dalam jangka waktu yang sangat ketat. Di awal film, adegan berlatar di Inggris era Victoria, khususnya di Reform Club London, tempat Phileas Fogg (diperankan oleh David Niven) dikenal karena rutinitasnya yang ketat dan kepatuhan terhadap jadwal. Fogg juga dikenal karena kekayaannya dan kemampuannya untuk secara akurat menghitung probabilitas peristiwa. Hidupnya berubah secara dramatis ketika dia membaca di The Times bahwa adalah mungkin untuk melakukan perjalanan keliling dunia dalam 80 hari. Fogg percaya bahwa dia dapat mencapai prestasi ini, yang dianggap tidak mungkin oleh banyak orang, dan memutuskan untuk bertaruh sejumlah besar £20.000 untuk membuktikannya. Fogg berangkat dengan pelayan terpercayanya, Passepartout (diperankan oleh Cantinflas), dalam perjalanan luar biasa yang membawa mereka ke berbagai belahan dunia, termasuk Paris, Bombay, Hong Kong, Yokohama, dan New York. Tantangan pertama mereka adalah mencapai Paris pada tanggal 10 April, dari tempat mereka berencana untuk melanjutkan perjalanan mereka. Sepanjang jalan, mereka menghadapi banyak rintangan dan kemunduran, termasuk cuaca buruk, ketinggalan kereta dan kapal, dan bahkan seorang detektif misterius, Monsieur Fix, yang tampaknya membuntuti mereka. Di Paris, Fogg bertemu dengan minat cintanya, Madam De Souza, seorang aristokrat Brasil, dan Passepartout jatuh cinta pada seorang wanita muda bernama Suzie Blakeney. Kedua pelancong itu menghadapi serangkaian kemalangan saat mereka mencoba mencapai tujuan mereka, termasuk upaya gagal untuk berlayar dari Paris ke Bombay. Fogg terpaksa melakukan perjalanan melintasi benua dengan darat, yang terbukti menjadi perjalanan yang melelahkan dan berbahaya. Saat mereka melintasi Samudra Hindia, Fogg dan Passepartout mendapati diri mereka berada di kapal kargo, yang berlayar dari India ke Hong Kong. Di kapal, mereka bertemu dengan berbagai karakter penuh warna, termasuk seorang perwira angkatan laut Prancis yang menawan bernama Detektif Dumont. Fogg dan Passepartout juga harus berurusan dengan pemberontakan di kapal, yang berhasil mereka selesaikan secara damai. Di Hong Kong, mereka menghadapi rintangan lain ketika uang Fogg dicuri oleh sekelompok pencuri. Fogg dan Passepartout harus mengandalkan akal dan kelicikan mereka untuk memulihkan uang curian mereka dan melanjutkan perjalanan mereka. Mereka juga harus menavigasi perairan berbahaya di Samudra Pasifik, tempat mereka nyaris lolos dari karamnya kapal. Setelah tiba di Yokohama, Fogg dan Passepartout bertemu dengan Profesor Wimpole dan Lord John Sartain, yang bergabung dalam perjalanan mereka. Pengetahuan Profesor Wimpole yang luas terbukti sangat berharga saat mereka mencoba mencapai tujuan mereka. Di San Francisco, mereka menghadapi satu tantangan tak terduga terakhir ketika mereka menemukan bahwa tunangan Passepartout, Suzie, telah bergabung dengan mereka dalam perjalanan mereka. Akhirnya, setelah melintasi Samudra Atlantik dan menghadapi serangkaian kemunduran di menit-menit terakhir, Fogg dan Passepartout naik kereta dari Boston ke New York, tempat mereka bermaksud naik kapal kembali ke London. Namun, ketika mereka tiba di New York, mereka mengetahui bahwa taruhan Fogg telah dikompromikan ketika London Times menerbitkan berita tentang 'kegagalan'-nya untuk kembali ke London tepat waktu. Tanpa gentar, Fogg memutuskan untuk naik kapal ke Inggris, tetapi ketika mereka mengetahui bahwa kapal itu telah berangkat tanpa mereka, mereka dengan cepat naik kapal uap untuk kembali ke rumah. Saat film mendekati akhir, Fogg dan Passepartout akhirnya kembali ke London, kelelahan tetapi menang. Adegan terakhir menunjukkan Fogg tiba di Reform Club, tempat dia menemukan minat cintanya, Madam De Souza menunggunya. Pada akhirnya, perjalanan Fogg terbukti menjadi bukti tekad, akal, dan kecintaannya pada petualangan. Meskipun menghadapi banyak rintangan dan kemunduran, ia berhasil menyelesaikan perjalanannya dalam waktu 80 hari yang dialokasikan, sehingga memenangkan taruhan dan mengukuhkan statusnya sebagai seorang pelancong legendaris. Film ini diakhiri dengan Fogg dan teman-temannya merayakan pencapaian luar biasa mereka, dikelilingi oleh kemewahan Reform Club.
Ulasan
Rekomendasi
