Selamat Tinggal Selirku

Selamat Tinggal Selirku

Plot

Selamat Tinggal Selirku, sebuah film yang mengharukan dan kuat yang disutradarai oleh Chen Kaige, mengeksplorasi ikatan seumur hidup antara dua sahabat muda, Jin dan Xiaolou, yang bertemu di Akademi Opera Peking yang bergengsi pada tahun 1924. Film ini membawa penonton dalam perjalanan pahit manis melalui sejarah bergejolak abad ke-20 Tiongkok, melintasi lanskap perang, revolusi, dan pergolakan budaya yang penuh gejolak. Narasi dimulai dengan pengenalan Xiaolou, seorang anak laki-laki dari keluarga sederhana, dan Jin, seorang anak dari strata sosial yang lebih tinggi. Terlepas dari perbedaan mereka, mereka dengan cepat membentuk persahabatan yang mendalam, terikat oleh hasrat mereka yang sama terhadap Opera Peking. Di bawah bimbingan ketat Master Four Dreams, seorang maestro opera terkenal, kedua anak laki-laki itu mendedikasikan diri untuk menguasai seluk-beluk Opera Peking, sebuah bentuk seni tradisional Tiongkok. Seiring bertambahnya usia Jin dan Xiaolou, mereka menjadi bagian integral dari rombongan opera, dan persahabatan mereka semakin dalam. Namun, ikatan mereka diuji ketika Master Four Dreams memperkenalkan seorang wanita muda cantik, Dujia, sebagai selir Jin. Xiaolou, merasa dikhianati oleh hubungan baru temannya, menjadi semakin kesal terhadap Jin. Pengenalan Dujia menandai titik balik penting dalam cerita, dan dinamika antara ketiga karakter menjadi kompleks dan beragam. Selama bertahun-tahun, ketiganya menghadapi banyak tantangan, termasuk invasi Jepang ke Tiongkok, Perang Saudara Tiongkok, dan Revolusi Kebudayaan. Saat Tiongkok mengalami serangkaian transformasi mendalam, Jin, Xiaolou, dan Dujia harus menavigasi lanskap berbahaya, sering kali mendapati diri mereka terpecah antara kesetiaan satu sama lain dan keinginan pribadi mereka sendiri. Melalui lensa Opera Peking, film ini dengan terampil menjalin peristiwa sejarah ke dalam narasi, menampilkan keindahan dan kerapuhan budaya tradisional Tiongkok. Opera menjadi metafora untuk kehidupan para karakter, mencerminkan perjuangan, ambisi, dan hubungan mereka. Penampilan para aktor utama, Gong Li, Leslie Cheung, dan Chang Chen, sangat memukau, menghadirkan kedalaman dan nuansa pada karakter tersebut. Salah satu aspek paling menarik dari Selamat Tinggal Selirku adalah eksplorasinya terhadap kompleksitas hubungan manusia. Terlepas dari kekurangan dan kesalahan mereka, Jin, Xiaolou, dan Dujia saling mencintai dan peduli satu sama lain, bahkan saat mereka saling menyakiti dan mengkhianati. Hubungan mereka berantakan, beragam, dan sangat emosional, mencerminkan kompleksitas pengalaman manusia. Saat film ini berlangsung, para karakter menghadapi banyak kehilangan dan perpisahan, menguji ikatan persahabatan mereka. Setelah Revolusi Kebudayaan, Jin dipaksa meninggalkan Tiongkok, sementara Xiaolou ditinggalkan untuk menghadapi konsekuensi dari tindakannya. Momen yang mengharukan ini, di mana kedua sahabat itu berpisah untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, menandai titik balik dalam cerita, menandakan akhir dari sebuah era. Sepanjang durasinya yang hampir tiga jam, Selamat Tinggal Selirku adalah mahakarya sinematik yang memberikan penghormatan kepada Opera Peking dan warisan budaya Tiongkok yang kaya. Cakupan epik film dan studi karakter yang intim menjadikannya eksplorasi yang kuat tentang cinta, kehilangan, dan kondisi manusia. Pada akhirnya, kisah Jin, Xiaolou, dan Dujia menjadi pengingat yang mengharukan tentang kekuatan transformatif seni dan ikatan persahabatan yang abadi.

Selamat Tinggal Selirku screenshot 1
Selamat Tinggal Selirku screenshot 2
Selamat Tinggal Selirku screenshot 3

Ulasan