Naked Gun 2½: The Smell of Fear
Plot
Dalam "Naked Gun 2½: The Smell of Fear", Letnan Frank Drebin (Leslie Nielsen) kembali bertugas, kali ini menghadapi rencana jahat para mogul energi untuk menyabotase pengembangan teknologi baru revolusioner yang mengancam dominasi mereka. Seperti biasa, ketidakbecusan dan kenaifan Drebin membawanya ke jalan kekacauan dan kehancuran, menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan dalam pengejarannya terhadap keadilan. Misi Drebin dimulai ketika ia ditugaskan untuk menyelidiki pembunuhan seorang ilmuwan terkemuka yang sedang mengerjakan teknologi revolusioner tersebut. Perusahaan-perusahaan energi sangat ingin mendapatkan teknologi tersebut dan tidak akan berhenti untuk menekannya. Saat Drebin menyelidiki lebih dalam kasus ini, ia menemukan dirinya berhadapan dengan musuh yang tangguh: Rocco (Pat Proft) yang licik dan kejam, seorang kaki tangan yang memiliki kegemaran terhadap kekerasan. Sepanjang jalan, Drebin bertemu dengan sejumlah karakter unik, termasuk sahabatnya yang ceroboh, Ed Hocken (O.J. Simpson); seorang pembunuh yang menggoda dan mematikan, Lucy Valois (Priscilla Presley); dan sekelompok agen pemerintah yang tidak kompeten yang lebih tertarik pada permainan golf mereka daripada memecahkan kasus ini. Saat penyelidikan Drebin terungkap, ia menemukan dirinya dalam serangkaian situasi absurd dan lucu, mulai dari menyusup ke rapat dewan direksi perusahaan energi hingga secara tidak sengaja menggagalkan perampokan dengan taruhan tinggi. Terlepas dari usahanya, tingkah Drebin hanya memperumit situasi, menyebabkan lebih banyak kekacauan dan kehancuran daripada penjahat itu sendiri. Melalui semua itu, Drebin tetap berkomitmen pada misinya, bahkan ketika ia semakin terjerat dalam jaringan penipuan dan pengkhianatan. Pada akhirnya, Drebin harus menghadapi Rocco dan para mogul energi secara langsung dalam pertarungan penuh aksi yang hanya akan menyisakan satu pihak yang bertahan. Seperti film-film sebelumnya dalam seri Naked Gun, "The Smell of Fear" adalah mahakarya dalam humor slapstick, mengandalkan penyampaian datar khas Leslie Nielsen dan para aktor komedi berbakat untuk menghidupkan cerita absurd tersebut. Dengan karakter-karakternya yang konyol, situasi yang tidak masuk akal, dan rentetan lelucon dan humor yang tidak pernah berakhir, film ini pasti akan menyenangkan para penggemar seri ini dan membuat mereka tertawa lama setelah kredit berakhir.
Ulasan
Jenna
The first film's restraint was actually a good thing, but this one completely letting loose works just as well. It's a top-tier textbook example of Hong Kong-style Mo Lei Tau comedy.
Annie
Alright, let's translate that keeping the humor and tone in mind: "The love scene was a real showstopper. And seeing Nordberg convulsing and foaming at the mouth was pure comedic gold – the guy basically turned into a Buddhist monk hitting enlightenment!"
Phoenix
The environmental message actually holds up pretty well. Looking back, you can see so many familiar bits and pieces of this classic slapstick formula in later Stephen Chow and Jing Wong films. You have to wonder just how much the latter borrowed from the former. The "Ghost" spoof is gold! 7.3
Jessica
Teddy seems to have a soft spot for this one in his English classes...
Bradley
This raunchy comedy perfectly captures the absurdity of a bumbling cop taking on corruption in the energy industry, but it’s also a hilarious metaphor for how some people in power might fear innovation—or maybe just getting outsmarted.
Harmony
The movie is a hilarious blend of slapstick and political satire, perfect for fans of over-the-top comedy. With Frank Drebin’s quirky antics, it’s easy to laugh at the absurdity while still being able to smell the fear in the room, both on and off screen!
Amara
The film's humor arises from Frank Drebin's bumbling attempts to outsmart the corporate conspirators, highlighting the absurdity of bureaucratic ineptitude in a world driven by technology and greed.